Pemprov Jabar Alokasikan Rp3 Miliar untuk Satgas Citarum Harum, Aher Dukung Proyek

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Komitmen Pemerintah Jawa Barat dalam Mendukung Operasional Satgas Citarum Harum

Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap berkomitmen untuk mendukung operasional Satgas Citarum Harum pada tahun 2025 meskipun anggaran dari pusat mengalami efisiensi. Untuk memastikan aktivitas satgas tetap berjalan optimal, Pemprov menyiapkan dana sekitar Rp3 miliar dari APBD Perubahan.

Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman, menyampaikan bahwa meski anggaran dari lintas kementerian dipangkas, pihak provinsi siap memberikan dukungan agar operasional satgas tidak terhenti. Ia juga mengatakan bahwa minggu depan akan dilakukan konsolidasi dengan berbagai pihak terkait.

Pemprov Jabar menekankan bahwa program Citarum Harum tidak hanya bergantung pada satgas, tetapi juga harus didukung oleh partisipasi masyarakat. Satgas diharapkan menjadi penggerak dan pemberi stimulasi, sementara masyarakat menjadi aktor utama dalam menjaga kebersihan sungai.

“Citarum Harum bukan sekadar proyek, melainkan kebutuhan dan kehormatan. Sungai adalah bagian dari peradaban yang harus kita jaga sebagai titipan untuk anak cucu,” ujar Herman Suryatman.

Indeks Kualitas Air Citarum

Berdasarkan data terbaru, Indeks Kualitas Air (IKA) Sungai Citarum mencapai 51,05 poin, meningkat dibandingkan kondisi awal yang berada di angka 33, yang masuk kategori cemar berat. Target ke depan adalah meningkatkan kualitas air hingga mencapai level 60.

Selain partisipasi masyarakat, Pemprov Jabar juga meminta pemerintah pusat kembali memberikan dukungan anggaran pada 2026. Hal ini dinilai penting karena Sungai Citarum tidak hanya bermanfaat bagi warga Jawa Barat, tetapi juga menjadi sumber pasokan air bersih untuk Jakarta melalui Waduk Jatiluhur.

Percepatan Pembangunan TPPAS Legoknangka

Dalam kesempatan tersebut, Sekda juga menyoroti percepatan pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legoknangka. Proyek ini menunggu rekomendasi Kementerian ESDM terkait pembelian listrik dari hasil pengolahan sampah. Jika persetujuan keluar, pembangunan fisik ditargetkan bisa dimulai pada awal 2026.

“Dua hal penting yang kami harap mendapat dukungan adalah alokasi anggaran Citarum Harum 2026 dan percepatan Legoknangka. Selanjutnya kami akan tindak lanjuti melalui korespondensi resmi serta konsolidasi lintas pihak,” ucap Herman Suryatman.

Dukungan dari Badan Aspirasi Masyarakat DPR RI

Sementara itu, Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Ahmad Heryawan, menyatakan dukungan penuh terhadap keberlanjutan program Citarum Harum yang dinilai telah memberi dampak positif dalam upaya penanganan pencemaran Sungai Citarum.

BAM juga menilai perlunya perpanjangan masa kerja Satgas Citarum dengan penguatan kelembagaan agar lebih efektif dalam mengoordinasikan berbagai pihak terkait.

"Satgas yang dibentuk melalui peraturan presiden sebelumnya telah menjalankan tugas dengan baik. Namun, ke depan, kelembagaan Satgas perlu diperkuat agar memiliki kewenangan lebih jelas, terutama dalam mengakses serta mengusulkan kebutuhan anggaran ke kementerian maupun lembaga terkait," ujarnya.

Selain persoalan limbah industri dan rumah tangga, BAM juga menyoroti masalah sampah yang masih menjadi akar pencemaran sungai. BAM mendorong percepatan pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) modern seperti Sarimukti dan Legoknangka. Kedua fasilitas ini ditargetkan mampu mengolah 2.300 ton sampah per hari, atau setara 80–90 persen dari total timbulan sampah Bandung Raya.