
Pemuda Adat dari Tujuh Wilayah Berkumpul di Hutan Ada Suku Knaisamos
Ratusan pemuda dari tujuh wilayah adat seantero Tanah Papua berkumpul di Kampung Sira, Distrik Saifi, Sorong Selatan, Papua Barat Daya, pada hari Selasa (23/9/2025). Mereka hadir sebagai peserta Forest Defender Camp yang diselenggarakan oleh Greenpeace Indonesia di kawasan Hutan Ada Suku Knaisamos. Acara ini menjadi momen penting untuk memperkuat komitmen para pemuda adat dalam menjaga kelestarian hutan dan budaya leluhur mereka.
Ketua Dewan Persekutuan Masyarakat Adat (DPMA) Suku Knasaimos, Fredik Sagisolo, menyampaikan bahwa hutan dan masyarakat adat merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Ia menekankan bahwa hutan adalah benteng terakhir bagi masyarakat adat di berbagai daerah, termasuk Tanah Papua. "Kita di mata Tuhan adalah pendatang dan orang asing, jangan rusak ciptaannya," ujarnya. Fredik berharap melalui acara ini bisa lahir komitmen besar yang membawa perubahan nyata dalam pelestarian hutan.
Bupati Sorong Selatan, Petronela Krenak, yang hadir dalam pembukaan acara memberi pesan kepada para peserta dan masyarakat agar tetap menjaga hutan. Ia mengingatkan masyarakat adat di Sorong Selatan dan Tanah Papua untuk tidak mudah menjual tanah dan hutan. "Pemda berkomitmen memberi perhatian kepada pemuda adat di seluruh Kabupaten Sorong Selatan," tambahnya.
Selain itu, Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Indonesia, Kiki Taufik, menyampaikan bahwa peserta Forest Defender Camp juga diikuti perwakilan dari 10 negara sahabat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk berbagi pengalaman dan cerita antar suku, baik dari Tanah Papua maupun dari negara lain. "Cerita-cerita ini akan disuarakan pada Konferensi Perubahan Iklim PBB Ke-30 (COP30) di Brasil," kata Kiki.
Ia menegaskan bahwa hutan harus dijaga dengan sungguh-sungguh dan tidak boleh dibuka untuk kepentingan industri ekstraktif. Kiki berharap, melalui momentum ini masyarakat adat bisa menjadi tuan rumah di atas tanah sendiri, menjaga hak-hak mereka, serta memastikan bahwa lingkungan alam tetap lestari untuk generasi mendatang.
Pentingnya Peran Pemuda Adat dalam Pelestarian Hutan
Pemuda adat memiliki peran vital dalam menjaga keberlanjutan hutan dan budaya leluhur. Dengan partisipasi mereka dalam kegiatan seperti Forest Defender Camp, diharapkan dapat muncul inisiatif-inisiatif lokal yang berdampak positif bagi lingkungan. Berikut beberapa hal yang menjadi fokus utama dalam acara ini:
- Penguatan kesadaran lingkungan: Melalui dialog dan diskusi, peserta diberikan wawasan tentang pentingnya menjaga hutan sebagai sumber kehidupan.
- Pembelajaran lintas budaya: Peserta dari berbagai wilayah dan negara saling berbagi pengalaman, sehingga meningkatkan pemahaman tentang isu lingkungan secara global.
- Komitmen bersama: Harapan besar diarahkan agar peserta mampu mengambil tindakan nyata setelah kembali ke wilayah masing-masing.
- Dukungan pemerintah dan organisasi: Partisipasi bupati dan perwakilan organisasi seperti Greenpeace menunjukkan dukungan terhadap upaya pelestarian hutan.
Tantangan yang Dihadapi Masyarakat Adat
Meski ada harapan positif, masyarakat adat masih menghadapi tantangan yang cukup berat. Salah satunya adalah tekanan dari pihak-pihak yang ingin mengubah fungsi hutan menjadi lahan pertanian atau industri. Hal ini menimbulkan risiko kerusakan lingkungan dan hilangnya identitas budaya. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat adat untuk terus bersatu dan memperkuat posisi mereka dalam perdebatan tentang penggunaan hutan.
Selain itu, akses informasi dan sumber daya teknis juga menjadi kendala. Banyak masyarakat adat belum memiliki pengetahuan lengkap tentang cara mengelola hutan secara berkelanjutan. Untuk itu, kolaborasi dengan organisasi non-pemerintah dan pemerintah daerah sangat penting dalam membangun kapasitas masyarakat adat.
Kesimpulan
Forest Defender Camp di Hutan Ada Suku Knaisamos menjadi langkah penting dalam upaya menjaga keberlanjutan hutan dan budaya masyarakat adat. Dengan partisipasi ratusan pemuda dari berbagai wilayah, diharapkan dapat muncul gerakan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Semangat untuk menjaga hutan sebagai benteng terakhir masyarakat adat harus terus dipertahankan, serta didukung oleh kebijakan dan aksi nyata dari berbagai pihak.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!