Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp194,9 Triliun Hingga Agustus 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Realisasi Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Hingga Agustus 2025

Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga Agustus 2025 mencapai angka sebesar Rp194,9 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yaitu sebesar Rp183,2 triliun. Angka ini setara dengan 64,6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang ditetapkan sebesar Rp310,4 triliun.

Dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Anggito Abimanyu menyampaikan bahwa kenaikan penerimaan bea cukai berada di atas rata-rata. Ia menjelaskan bahwa penerimaan cukai mencapai Rp144 triliun dengan pertumbuhan sebesar 4,1 persen year-on-year (yoy). Namun, produksi hasil tembakau (CHT) mengalami penurunan sebesar 1,9 persen.

Sementara itu, penerimaan bea keluar tercatat sebesar Rp18,7 triliun, meningkat signifikan sebesar 71,7 persen yoy. Lonjakan ini disebabkan oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) dan kebijakan ekspor konsentrat tembaga. Adapun bea masuk mencapai Rp32,2 triliun, yang mengalami kontraksi sebesar 5,1 persen yoy akibat kebijakan perdagangan di sektor pangan serta pemanfaatan Free Trade Agreement (FTA).

Kemenkeu mencatat bahwa rata-rata penerimaan bulanan sepanjang 2025 lebih tinggi dibandingkan rata-rata dua tahun terakhir. Hingga Agustus 2025, pertumbuhan penerimaan bulanan berlangsung positif dan konsisten. Anggito menjelaskan bahwa secara umum, penerimaan kepabeanan dan cukai mampu tumbuh didorong oleh peningkatan aktivitas impor barang modal dan investasi serta menjaga produksi cukai hasil tembakau.

Kondisi tersebut didukung oleh stabilnya dinamika perdagangan global serta harga CPO yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Selain itu, adanya relaksasi ekspor tembaga juga memberikan kontribusi positif. Impor masih mencatatkan pertumbuhan, terutama pada barang modal, yang ikut menopang penerimaan negara.

Dari sisi cukai, permintaan atas CHT relatif terkendali meskipun terjadi fenomena pergeseran konsumsi dari sigaret kretek mesin (SKM) ke sigaret kretek tangan (SKT). Di sisi lain, pengawasan kepabeanan dan cukai terus diperkuat, termasuk audit dan penelitian ulang yang semakin ketat. Hal ini memberikan kontribusi signifikan pada penerimaan negara.

Faktor Penyebab Pertumbuhan Penerimaan

Pertumbuhan penerimaan kepabeanan dan cukai dapat dijelaskan melalui beberapa faktor utama. Pertama, peningkatan aktivitas impor barang modal dan investasi yang berdampak langsung pada peningkatan bea masuk. Kedua, stabilitas dinamika perdagangan global yang memengaruhi harga komoditas seperti CPO dan tembaga. Ketiga, kebijakan ekspor yang mendukung pertumbuhan penerimaan bea keluar.

Selain itu, kebijakan perdagangan dalam negeri seperti FTA turut memengaruhi arus impor dan ekspor. Meski ada penurunan pada beberapa sektor, seperti produksi hasil tembakau, peningkatan pada sektor lain seperti CPO dan konsentrat tembaga memberikan kontribusi yang signifikan.

Peran Pengawasan dan Regulasi

Pengawasan kepabeanan dan cukai terus diperkuat untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan mengoptimalkan penerimaan negara. Audit dan penelitian ulang dilakukan secara lebih ketat, sehingga meminimalkan potensi kebocoran pajak. Hal ini menjadi salah satu faktor yang membantu meningkatkan realisasi penerimaan.

Di samping itu, pergeseran pola konsumsi dari SKM ke SKT juga memengaruhi permintaan atas CHT. Meski demikian, permintaan tetap terkendali, sehingga tidak mengganggu stabilitas penerimaan cukai.

Tantangan dan Peluang Masa Depan

Meski terdapat tantangan seperti penurunan produksi hasil tembakau, penerimaan kepabeanan dan cukai tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif. Dengan kondisi pasar yang stabil dan kebijakan yang progresif, peluang untuk meningkatkan penerimaan lebih lanjut sangat terbuka. Kementerian Keuangan akan terus memantau perkembangan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.