
Pertumbuhan Layanan Internet Fixed Broadband di Indonesia
Layanan internet fixed broadband di Indonesia terus mengalami perkembangan pesat. Hal ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat akan akses digital yang lebih stabil dan cepat. Berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga ekonomi, semakin bergantung pada koneksi internet yang andal.
Direktur Eksekutif Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Marwan O. Baasir, menyampaikan bahwa penetrasi pengguna internet di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data APJII, pada tahun 2024, penetrasi pengguna internet mencapai 79,5%. Tahun berikutnya, angka ini naik menjadi 80,66%, dengan peningkatan sekitar 1%.
Menurutnya, antusiasme masyarakat untuk mengakses broadband masih sangat tinggi. Internet telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari mendukung aktivitas belajar, layanan kesehatan hingga kebutuhan ekonomi digital, akses internet menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern.
“Kebutuhan akan akses internet tetap ada, sehingga masyarakat terus mencari solusi broadband sebagai alternatif,” ujarnya.
Dari sisi industri, pertumbuhan layanan fixed broadband pada tahun 2024 mencapai sekitar 5,69%. Pada tahun ini, pertumbuhan diharapkan bisa lebih tinggi. “Tahun lalu pertumbuhan hampir 6%, tentu tahun ini diharapkan bisa melebihi angka tersebut. Kami optimis,” kata Marwan.
Meski tumbuh, Marwan menekankan bahwa perkembangan fixed broadband sangat bergantung pada daya beli masyarakat. Meskipun harga layanan cenderung menurun seiring dengan meningkatnya kapasitas kecepatan, keterjangkauan tarif tetap menjadi tantangan.
“Dulu, untuk membeli broadband 100 Mbps harganya bisa mencapai Rp 1 juta. Sekarang, hanya dengan Rp 600 ribu, pengguna sudah bisa mendapatkan kecepatan 200 Mbps. Jadi secara perbandingan, tarif menurun, namun kecepatan meningkat. Namun, kemampuan bayar masyarakat berbeda-beda. Di banyak daerah, mereka hanya sanggup membayar di bawah Rp 100 ribu per bulan,” jelas Marwan.
Ia juga menjelaskan bahwa pengguna broadband di Indonesia dibagi dalam beberapa segmen. Ada kelompok pemula dengan kecepatan 5–10 Mbps, pengguna menengah dengan kecepatan 20–50 Mbps, serta pengguna advance dengan kecepatan di atas 50 Mbps. Karena mayoritas masyarakat masih berada di level pemula, rata-rata kecepatan broadband nasional terlihat rendah.
Dari sisi pemerataan, layanan fixed broadband kini sudah menjangkau hampir semua pulau besar di Indonesia. Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Bali, NTB, NTT, hingga Maluku dan Papua sudah memiliki akses layanan ini. Operator terus memperluas jaringan dari kota ke kota.
Adapun terkait persaingan antar penyedia layanan, ATSI berharap industri tetap sehat tanpa praktik perang harga. “Jika layanan dijual di bawah biaya, perusahaan bisa rugi dan kualitas layanan menurun. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dari pemerintah agar kompetisi tetap fair,” tegasnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!