
Lomba Desa Wisata untuk Memperkuat Kehidupan Pariwisata di Kabupaten Serang
Kabupaten Serang sedang bersiap menyambut perayaan hari jadinya dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat potensi pariwisata daerah. Salah satu inisiatif yang diluncurkan adalah lomba desa wisata yang akan melibatkan 31 desa wisata yang telah menerima surat keputusan (SK) sebelumnya. Kegiatan ini dirancang sebagai upaya untuk menghidupkan kembali desa wisata yang mulai menunjukkan tanda-tanda stagnasi.
Menurut Kepala Disporapar Kabupaten Serang, Anas Dwisatya Prasadya, lomba desa wisata bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi sarana evaluasi dan identifikasi kebutuhan desa wisata. Tujuannya adalah untuk memetakan aspek seperti kelembagaan, inovasi, akademik, serta faktor lainnya yang mendukung pengembangan desa wisata.
"Kita harapkan melalui lomba ini bisa mengetahui apa saja yang masih kurang dan perlu diperbaiki. Nanti kita akan tindak lanjuti sesuai dengan hasil penilaian," ujarnya dalam sesi sosialisasi lomba desa wisata Kabupaten Serang 2025.
Ia menekankan bahwa tidak semua desa wisata aktif dalam pembinaan yang dilakukan oleh pihak terkait. Oleh karena itu, lomba ini diharapkan dapat membangkitkan semangat baru bagi desa-desa tersebut untuk kembali menjalani proses pembinaan.
Dalam hal ini, dua komitmen utama dibutuhkan: pertama dari Pokdarwis (Pengelola Kebudayaan dan Wisata Desa), kedua dari kepala desa dan masyarakat setempat. Tanpa dukungan dari kedua pihak tersebut, perkembangan desa wisata akan sangat sulit dicapai.
Beberapa desa wisata seperti Padarincang dan Bumi Tirtayasa sudah mulai menarik perhatian banyak pihak, termasuk OJK. Di masa depan, diharapkan desa wisata seperti Pulau Panjang dan Pulau Tunda bisa berkembang lebih pesat. Namun, hal ini memerlukan dukungan kuat dari masyarakat melalui Pokdarwis dan kepala desa.
Tagline yang digunakan dalam program ini adalah "senyum bersama atau mesem bareng", yang menggambarkan harapan agar semua pihak terlibat dalam proses pengembangan desa wisata.
Latar Belakang dan Tujuan Lomba Desa Wisata
Kepala Bidang Destinasi Disporapar Kabupaten Serang, Dito C Wirastyo, menjelaskan bahwa lomba desa wisata kali ini memiliki beberapa alasan penting. Pertama, Pemkab Serang belum pernah mengadakan lomba serupa yang melibatkan seluruh desa wisata di kabupaten ini, yang jumlahnya mencapai 31 desa.
Sebelumnya, hanya perwakilan desa wisata yang ikut serta dalam ajang ADWI (Ajang Desa Wisata Indonesia) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata. Namun, tahun ini, semua desa wisata akan diikutsertakan.
Kedua, lomba ini juga merupakan bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Disporapar. Sebelumnya, desa wisata yang memenuhi kriteria bisa mengikuti ajang ADWI. Proses pemenuhan kriteria dilakukan melalui self assessment atau pendaftaran mandiri melalui laman Jadesta.
Namun, pada tahun ini, Kemenpar tidak melakukan ajang ADWI karena masa transisi dari Menteri Sandiaga Uno ke Widiyanti. Untuk mengisi kekosongan tersebut, Pemkab Serang mengadakan lomba desa wisata sebagai bentuk apresiasi.
Ketiga, lomba ini juga bertujuan untuk melihat sejauh mana komitmen stakeholder pendukung, seperti lembaga kemasyarakatan di tingkat kecamatan dan desa, termasuk BPD, Karang Taruna, dan lembaga lainnya.
Skema Penilaian dan Agenda Lomba
Lomba desa wisata ini akan dilaksanakan dalam rangkaian perayaan hari jadi Kabupaten Serang yang jatuh pada 8 Oktober. Hal ini dipilih karena melibatkan banyak orang dan masyarakat, sehingga memiliki dampak yang luas.
Skema penilaian akan mengadopsi parameter yang digunakan dalam ADWI, namun disesuaikan dengan kondisi eksisting di desa wisata. Ada tiga kategori utama yang dinilai:
- Daya Tarik: Meliputi keunikan dan kekhasan desa wisata, baik dalam bentuk alam, buatan, ekraf, maupun lainnya.
- Digitalisasi: Setiap desa wisata wajib memiliki website sebagai media promosi dan pemasaran.
- Kelembagaan dan SDM: Termasuk keberadaan Pokdarwis yang telah ditetapkan dengan SK kades, serta dukungan dari kades dan perangkat desa.
Pola lombanya mirip dengan ADWI, di mana peserta mengupload dokumen dan bukti-bukti ke dalam link yang telah disediakan. Penilai akan berasal dari pihak eksternal untuk menjaga objektivitas dan transparansi.
Selain itu, akan ada metode penilaian seperti verifikasi lapangan dan wawancara dengan masyarakat setempat. Juara 1, 2, dan 3 akan diberikan dana pembinaan, dan pemenang akan menerima hadiah saat resepsi hari jadi yang dipimpin oleh ibu bupati.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!