
Kinerja Eksplorasi Migas di Indonesia Tahun 2025
Pada bulan Agustus 2025, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatatkan sebanyak 18 aktivitas pengeboran sumur eksplorasi. Angka ini masih jauh dari target yang ditetapkan untuk tahun ini, yaitu sebanyak 46 sumur. Hal ini disampaikan oleh Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, dalam Rapat Dengar Pendapat Bersama Komisi XII DPR RI pada malam hari Selasa (23/9/2025).
Djoko menjelaskan bahwa hingga saat ini, realisasi pengeboran hanya mencapai 18 sumur. Namun, ia memperkirakan bahwa jumlah tersebut akan meningkat menjadi 43 sumur pada akhir tahun, atau sekitar 93,5% dari target tahunan. Meski demikian, angka ini menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk peningkatan kinerja.
Selain itu, terdapat 20 struktur yang telah mendapatkan persetujuan status eksplorasi (PSE), dengan penemuan sumber daya migas sebesar 999 juta barrel oil equivalent (BOE). Proyeksi ini diperkirakan akan meningkat menjadi 1.154 juta BOE pada Desember 2025.
Beberapa dari struktur tersebut sudah masuk ke tahap put on production (POP), dengan cadangan minyak sebesar 63 juta barel dan gas sebanyak 19,8 BCF. Berikut adalah rinciannya:
- Padang Pancuran: Diperkirakan menghasilkan 400 barel minyak per hari (BOPD) dan akan mulai beroperasi pada kuartal IV/2025.
- West Kalabu: Estimasi produksi sebesar 100 BOPD, dengan perkiraan onstream pada kuartal IV/2025.
- Chen 2 DIP: Diperkirakan mampu menghasilkan 200 BOPD dan akan beroperasi pada kuartal IV/2025.
- Sangata 2: Produksi diperkirakan sebesar 100 BOPD dan akan onstream pada kuartal IV/2025.
Dengan adanya empat struktur ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak nasional hingga mencapai 605.000 barrel oil per day.
Selain itu, ada empat struktur lain yang sedang dalam tahap evaluasi untuk masuk ke tahap POP. Potensi cadangan dari struktur-struktur ini mencapai 15 juta MMBO dan 233 BCFG. Beberapa di antaranya adalah Lapangan EPN, Duyung, Northwest Wilela, dan SAS-2.
Investasi di Sektor Hulu Migas
Total investasi di sektor hulu migas hingga Agustus 2025 telah mencapai US$8,9 miliar atau setara dengan Rp148,19 triliun (berdasarkan kurs Rp16.651 per US$). Investasi ini mencakup berbagai aspek, termasuk biaya operasional (opex), belanja modal (capex), eksplorasi, dan produksi.
SKK Migas menargetkan peningkatan investasi hulu migas pada tahun 2025, yaitu antara US$16,5 miliar hingga US$16,9 miliar, atau sekitar Rp281,4 triliun. Namun, secara khusus untuk investasi eksplorasi, realisasinya masih tergolong rendah. Hingga Agustus 2025, realisasi investasi eksplorasi baru mencapai sekitar US$500 juta, jauh di bawah target sebesar US$1,5 miliar.
Dengan kondisi ini, diperlukan upaya lebih besar untuk meningkatkan kinerja eksplorasi agar bisa mencapai target yang telah ditetapkan. Peningkatan investasi dan efisiensi dalam proses eksplorasi menjadi faktor penting dalam memastikan keberlanjutan produksi migas di Indonesia.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!