Sumitronomik Era Prabowo: Menkeu Purbaya Menghadapi Pasar dengan Gaya Koboinnya untuk Target 8 Perse

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Prof. Sumitro Djojohadikusumo dan Kembali Menghidupkan Konsep Sumitronomics

Nama Prof. Sumitro Djojohadikusumo kembali menjadi sorotan di tengah masyarakat Indonesia. Konsep yang ia ajukan, yaitu Sumitronomics, kini kembali diangkat sebagai arah baru dalam pembangunan nasional. Pemimpin pemerintahan saat ini, Presiden RI Prabowo Subianto, memilih untuk mengadopsi prinsip-prinsip tersebut dalam kebijakan ekonomi yang diterapkan.

Sumitronomics menekankan tiga aspek utama: nasionalisme ekonomi, dorongan industrialisasi, serta perlindungan terhadap kepentingan domestik. Hal ini mencerminkan visi yang ingin membawa Indonesia menuju kemajuan berkelanjutan dengan memperkuat sektor-sektor penting dalam perekonomian nasional.

Kini, tanggung jawab untuk menerapkan konsep ini berada di tangan Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa. Dalam beberapa waktu terakhir, ia telah menyatakan bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Angka ini dinilai cukup tinggi dan penuh tantangan, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kinerja ekonomi.

Gaya Koboi dan Respons Pasar

Langkah-langkah yang diambil oleh Menkeu Purbaya sering disebut sebagai "koboi" karena sifatnya yang cepat, berani, dan tidak selalu sesuai dengan pola lama. Meski demikian, gaya ini mendapat perhatian luas dari publik. Di satu sisi, pasar memberikan respons positif terhadap kebijakan fiskal yang diambil. Namun, di sisi lain, banyak pihak masih meragukan apakah strategi yang digunakan bisa bertahan terhadap gejolak pasar global.

Dalam rapat paripurna DPR RI di Senayan, Jakarta, pada Selasa, 23 September 2025, Purbaya menjelaskan bahwa Sumitronomics berbasis pada tiga pilar utama. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kedua, pemerataan pembangunan, dan ketiga, stabilitas nasional yang dinamis. Ia menegaskan bahwa tanpa sinergi antara fiskal, sektor keuangan, dan iklim investasi, target pertumbuhan 8 persen hanya akan menjadi angan-angan.

APBN sebagai Katalis Ekonomi

Purbaya memposisikan APBN sebagai katalis untuk memperkuat sektor swasta. Fokusnya jatuh pada sektor bernilai tambah tinggi seperti pertanian, manufaktur, industri padat karya, dan pariwisata. Sektor-sektor ini dinilai mampu menciptakan lapangan kerja besar sekaligus mendorong ketahanan ekonomi.

Selain itu, pemerintah juga berencana memaksimalkan peran Danantara sebagai kendaraan investasi strategis. Tujuannya adalah agar Indonesia lebih kuat dalam rantai pasok global. Dengan demikian, posisi Indonesia di global value chain bisa diperkuat.

Langkah-Langkah Berani dan Deregulasi

Kebijakan Purbaya disebut "koboi" karena berani mengambil langkah tak lazim. Salah satunya adalah pengalihan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke bank himpunan milik negara (Himbara). Tujuan dari langkah ini adalah memperbesar likuiditas agar kredit usaha meningkat, konsumsi naik, dan investasi berjalan lancar.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan deregulasi untuk mempercepat izin usaha dan membentuk satgas khusus guna memantau proyek strategis. Dengan cara ini, Purbaya berharap hambatan birokrasi bisa dipangkas dan iklim investasi lebih kondusif.

Tanggapan DPR dan Tantangan di Masa Depan

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah, menyebut bahwa gaya koboi Purbaya justru bisa melonggarkan pengetatan pasar keuangan. Ia menilai keputusan Purbaya dalam menetapkan imbal hasil SBN tenor 10 tahun di kisaran 6,9 persen merupakan sinyal moderat yang memberi ruang gerak bagi ekonomi.

Meskipun optimisme muncul, kritik tetap ada. Langkah-langkah cepat memang membawa dampak psikologis positif, tetapi belum tentu berkelanjutan. Risiko inflasi, fluktuasi kurs, dan gejolak pasar global bisa sewaktu-waktu menguji ketahanan kebijakan fiskal era Menkeu Purbaya.

Hingga kini, target pertumbuhan 8 persen muncul ke permukaan sebagai ambisi besar pemerintah melalui kebijakan yang salah satunya berada di tangan Menkeu Purbaya. Pemerintah juga berharap melalui target Sumitronomics itu mampu menjadi jawaban bagi RI untuk melompat dari negara berkembang menuju negara maju di masa mendatang.

Pada akhirnya, publik menanti gebrakan lanjutan dari Menkeu Purbaya untuk sanggup menjaga keseimbangan antara ambisi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi di tengah badai gejolak pasar global.