Kebijakan Tarif 100% AS terhadap Produk Tiongkok Memicu Volatilitas Pasar Kripto
Pasar kripto kembali mengalami fluktuasi yang signifikan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif 100% terhadap seluruh produk impor dari Tiongkok mulai 1 November 2025. Keputusan ini memicu kepanikan di pasar keuangan global dan menyebabkan penurunan nilai pasar kripto yang besar.
Dalam pernyataannya di platform Truth Social pada Jumat malam waktu AS, Trump menjelaskan bahwa langkah ini adalah respons terhadap “posisi perdagangan Tiongkok yang luar biasa agresif” setelah Beijing mengumumkan pembatasan ekspor besar-besaran untuk hampir semua produknya. Ia menulis bahwa Tiongkok telah mengambil posisi yang belum pernah terjadi dalam sejarah perdagangan internasional, dan tindakan tersebut dinilai memalukan secara moral.
“Mulai 1 November, Amerika Serikat akan mengenakan tarif 100% atas semua produk dari Tiongkok dan memberlakukan kontrol ekspor terhadap perangkat lunak penting,” tulis Trump.
Kabar ini langsung mengguncang pasar keuangan global. Data dari CoinGecko menunjukkan bahwa total kapitalisasi pasar kripto global turun dari USD 4,25 triliun menjadi USD 4,05 triliun hanya dalam beberapa jam setelah pengumuman tersebut. Penurunan ini setara dengan sekitar USD 200 miliar (Rp 3.300 triliun).
Bitcoin (BTC) menjadi salah satu aset yang paling terdampak, merosot 10% ke USD 107.000 (sekitar Rp 1,76 miliar) dari posisi sebelumnya USD 122.000. Ethereum (ETH), XRP, dan BNB juga ikut terkoreksi tajam hingga 15%.
Gelombang penurunan ini datang setelah pengumuman Trump sebelumnya yang membatalkan rencana pertemuan dengan Presiden Xi Jinping dan mengancam “kenaikan tarif besar-besaran.” Pengumuman itu sudah lebih dulu menghapus nilai pasar sekitar USD 125 miliar dan melikuidasi posisi leverage senilai USD 800 juta.
Langkah terbaru ini menandai pergeseran dari ancaman ke aksi nyata, menggandakan tarif dan memperluas cakupan perang dagang hingga ke sektor teknologi, semikonduktor, kecerdasan buatan (AI), dan infrastruktur blockchain.
Analis memperingatkan bahwa kombinasi antara tarif dan kontrol ekspor tersebut dapat mengganggu rantai pasok global teknologi, yang selama ini menjadi tulang punggung bagi industri kripto dan keuangan digital. “Kebijakan ini memperburuk ketidakpastian global, terutama bagi sektor yang bergantung pada pasokan chip dan perangkat lunak lintas negara,” tulis analis BeInCrypto.
Kepanikan investor langsung tercermin dalam aksi jual besar-besaran di bursa kripto dan saham teknologi. Para trader juga menutup posisi leverage untuk menghindari gelombang likuidasi lanjutan.
Analis memperkirakan bahwa Sabtu dan Minggu ini akan menjadi salah satu masa paling volatil di tahun ini bagi pasar aset digital. Bitcoin kini tengah menguji support psikologis di kisaran USD 105.000, sementara altcoin utama berpotensi mencatat kerugian lanjutan.
Pasar kini menanti langkah balasan dari Beijing, apakah China akan merespons dengan kebijakan serupa atau membuka peluang negosiasi ulang sebelum tenggat 1 November 2025. Perkembangan ini akan sangat berpengaruh terhadap stabilitas pasar kripto dan keuangan digital di dunia.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!