Wamensos: Sekolah Rakyat, Program Besar Presiden, Bukan Cuma Isapan Jempol

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Program Sekolah Rakyat sebagai Prioritas Utama

Sekolah Rakyat menjadi salah satu program unggulan yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto. Hal ini ditegaskan oleh Wamensos Agus Jabo Priyono saat menjadi narasumber dalam Podcast FGDJakarta bersama Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta, pada Selasa (23/9/2025). Menurutnya, jangan sampai masyarakat menganggap remeh program ini. “Jangan bilang Sekolah Rakyat ini program ‘ecek-ecek’. Ini program besar Presiden yang disiapkan dengan standar unggulan,” tegasnya.

Agus Jabo menekankan bahwa Presiden meminta agar Sekolah Rakyat memiliki fasilitas yang memadai. Untuk pembangunan sekolah permanen, lahan minimal sebesar 8,2 hektare dibutuhkan agar semua fasilitas seperti ruang kelas, asrama, dapur, perpustakaan, laboratorium, tempat ibadah, hingga lapangan olahraga bisa terpenuhi. Dengan begitu, siswa dapat mendapatkan lingkungan belajar yang optimal dan lengkap.

Presiden memiliki mimpi besar agar anak-anak yang mengikuti Sekolah Rakyat bisa menjadi generasi yang hebat. Contohnya adalah kisah seorang anak driver ojol lulusan CT Arsa yang berhasil diterima di delapan universitas luar negeri. Mimpi itu menjadi inspirasi untuk menciptakan siswa-siswa hebat melalui Sekolah Rakyat.

Pendekatan Berbeda dari Sekolah Umum

Berbeda dengan sekolah umum, Sekolah Rakyat berbasis boarding dengan kurikulum multi-entry dan multi-exit. Kurikulum ini dirancang sesuai dengan bakat dan minat siswa. Rekrutmen siswa dilakukan tanpa seleksi akademis, tetapi menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai dasar utama. Dengan pendekatan ini, program pemerintah bisa lebih tepat sasaran dan tidak ada intervensi atau titipan.

Selain pendidikan formal, siswa juga mendapatkan pembinaan karakter serta pelatihan keterampilan. Konsep multi-entry dan multi-exit memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk memilih melanjutkan studi atau langsung bekerja setelah lulus. Tujuannya adalah membentuk generasi yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.

Membujuk Orang Tua untuk Menyetujui Sekolah Rakyat

Agus Jabo menjawab pertanyaan tentang bagaimana meyakinkan orang tua siswa agar menyetujui anaknya masuk Sekolah Rakyat. Ia menjelaskan bahwa proses awalnya adalah memberikan pemahaman kepada orang tua bahwa Sekolah Rakyat adalah jalan untuk merubah nasib. “Kalau mereka masih tinggal di habitat keluarga miskin, tentunya mereka tidak bisa mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Orang tuanya miskin, anaknya tidak boleh miskin. Artinya ini harus putus, anak ini harus dibimbing oleh negara,” ujar Agus Jabo.

Menghadapi Potensi Korupsi

Agus Jabo juga menjawab kekhawatiran terkait potensi korupsi dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat. Ia menegaskan bahwa Kementerian Sosial telah menyiapkan sistem pengawasan yang ketat. “Kita sudah membentuk tim pengendali dan tim pengawasan Sekolah Rakyat untuk mengawasi sarana prasarana, proses belajar mengajar, serta kebutuhan-kebutuhan di sekolah. Setiap keputusan dikawal bersama lembaga hukum. Semua dibuat seterang benderangnya. Tidak boleh ada keinginan untuk mengambil sesuatu dari Sekolah Rakyat,” kata Agus Jabo.

Membuka Lapangan Kerja

Selain memutus rantai kemiskinan, Sekolah Rakyat juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi. Dari 165 sekolah rintisan yang berjalan, telah direkrut lebih dari 2.400 guru dan 4.442 tenaga pendidik. Jika nanti semua kabupaten/kota memiliki Sekolah Rakyat, jumlah lapangan kerja yang tercipta akan sangat besar. Bukan hanya guru, tetapi juga tenaga masak, logistik, hingga petugas kebersihan.

Podcast ini dipandu oleh Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Setyoko dan Tenaga Ahli Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Idhan Alfisyahrin.