BMKG: Wilayah Ini Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang 24-25 September 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Wilayah Indonesia Siap Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang Pada 24-25 September 2025

Sejumlah wilayah di Indonesia mulai dilanda hujan lebat pada Rabu (24/9/2025) hingga Kamis (25/9/2025). Informasi ini diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui prospek cuaca Mingguan periode 23-29 September 2025. Berdasarkan analisis BMKG, sebagian wilayah di Indonesia tengah memasuki masa peralihan pada dasarian ketiga bulan September. Oleh karena itu, hujan lebat disertai dengan petir dan angin kencang mulai terjadi.

Beberapa wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem antara lain Sumatera, sebagian Kalimantan, Sulawesi bagian utara, Jawa, serta Papua. Berikut adalah rincian wilayah yang berpotensi dilanda hujan lebat dan angin kencang pada 24-25 September 2025:

Wilayah yang Berpotensi Hujan Sedang Hingga Lebat pada 24 September 2025

  1. Wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat
  2. Sumatera Utara
  3. Sumatera Barat
  4. Bengkulu
  5. Jawa Barat
  6. Bali
  7. Nusa Tenggara Barat
  8. Nusa Tenggara Timur
  9. Kalimantan Tengah
  10. Kalimantan Timur
  11. Kalimantan Selatan
  12. Sulawesi Tengah
  13. Sulawesi Barat
  14. Sulawesi Selatan
  15. Sulawesi Tenggara
  16. Maluku Utara
  17. Papua Barat Daya
  18. Papua Tengah
  19. Papua

  20. Wilayah yang berpotensi hujan lebat hingga sangat lebat

  21. Maluku
  22. Papua Barat
  23. Papua Pegunungan
  24. Papua Selatan

  25. Wilayah yang berpotensi dilanda angin kencang

  26. Aceh
  27. Maluku
  28. Nusa Tenggara Timur
  29. Sulawesi Selatan

Wilayah yang Berpotensi Hujan Sedang Hingga Lebat pada 25 September 2025

  1. Wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat
  2. Sumatera Utara
  3. Sumatera Barat
  4. Bengkulu
  5. DKI Jakarta
  6. Jawa Barat
  7. Daerah Istimewa Yogyakarta
  8. Jawa Timur
  9. Nusa Tenggara Timur
  10. Kalimantan Tengah
  11. Kalimantan Timur
  12. Kalimantan Selatan
  13. Sulawesi Tengah
  14. Sulawesi Selatan
  15. Sulawesi Tenggara
  16. Maluku Utara
  17. Maluku
  18. Papua Barat
  19. Papua Pegunungan
  20. Papua
  21. Papua Selatan

  22. Wilayah yang berpotensi hujan lebat hingga sangat lebat

  23. Maluku
  24. Papua Pegunungan
  25. Papua Selatan

  26. Wilayah yang berpotensi dilanda angin kencang

  27. Nusa Tenggara Timur
  28. Sulawesi Selatan

Penyebab Hujan Lebat dan Angin Kencang

Potensi hujan lebat dan angin kencang pada 24-25 September 2025 disebabkan oleh aktivitas atmosfer secara global, regional, hingga local. Secara global, potensi cuaca ekstrem disebabkan karena nilai Dipole Mode Index (DMI) yang negatif. Hal ini mampu mendukung peningkatan pasokan uap air ke wilayah Indonesia bagian barat.

Secara regional, hujan lebat disebabkan oleh terjadinya anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang dominan bernilai negatif di sebagian kecil Sumatera, Jawa, Bali, hingga Kalimantan. Kondisi ini menjadi indikator aktifnya proses pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di Indonesia.

Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer juga berperan penting dalam dinamika atmosfer di wilayah Indonesia. Kemunculan Bibit Siklon Tropis 92W dan Siklon Tropis Ragasa memberikan dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah Indonesia.

Kondisi atmosfer pada skala local turut mendukung peningkatan hujan. Hal ini karena labilitas atmosfer yang relatif kuat serta kelembaban udara yang basah.

Dengan mempertimbangkan kondisi atmosfer tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan ringan dan lebat, angin kencang, dan gelombang laut.