
Inisiatif PSEL: Solusi Inovatif untuk Krisis Sampah di Indonesia
PT Danantara Investment Management menggelar Rapat Koordinasi Nasional Pengolahan Sampah Menjadi Energi (PSEL) atau Waste to Energy (WtE) hari ini di Wisma Danantara, Jakarta. Acara ini dilaksanakan sebagai langkah awal dalam mempercepat penerapan proyek yang akan meluncur pada akhir Oktober. Dalam acara tersebut, hadir sejumlah tokoh penting seperti Chief Executive Officer Danantara, Rosan Roeslani, Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir, serta Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian. Selain itu, Dewan Penasihat Danantara Ray Dalio juga turut hadir dalam pertemuan ini.
Selain para pejabat pemerintah, hadir pula Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono dan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Yuliot. Para Wali Kota di Indonesia juga turut berpartisipasi dalam rapat koordinasi ini.
Rosan Roeslani menyampaikan bahwa Indonesia menghadapi masalah besar terkait sampah. Setiap tahun, terdapat sekitar 35 juta ton sampah yang menumpuk di seluruh wilayah Indonesia. Jika tidak segera ditangani, masalah ini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, lingkungan, dan sosial. Selain itu, sampah juga menjadi sumber emisi gas rumah kaca yang mencapai sekitar 2-3% dari total emisi nasional.
“Bersama-sama kita mendorong pengolahan sampah menjadi energi sebagai solusi inovatif untuk menatasi krisis sampah dan menunjukkan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi ke depan,” ujar Rosan dalam rapat tersebut.
Manfaat Utama Proyek PSEL
Proyek PSEL memiliki beberapa manfaat utama dibandingkan dengan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Berikut adalah lima manfaat utamanya:
- Emisi Gas Rumah Kaca yang Lebih Rendah: Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh proyek ini lebih rendah antara 50-90% dibandingkan TPA.
- Mengurangi Bau dan Pencemaran Tanah Air: Proyek ini mampu mengurangi bau menyengat serta pencemaran tanah air akibat lindi.
- Menyediakan Energi Terbarukan: Setiap PSEL dapat memberdayakan sekitar 20.000 rumah dengan energi terbarukan.
- Menghemat Lahan: Proyek ini menghemat sekitar 90% lahan sehingga dapat dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi dan meningkatkan nilai tanah.
- Meningkatkan Kebersihan Lahan: Kebersihan lahan yang dihasilkan dapat meningkatkan daya tarik wisata.
Peluncuran Proyek di Beberapa Wilayah
Program PSEL akan mulai diterapkan di 4-5 wilayah di Jakarta pada akhir Oktober, disusul dengan Kota Surabaya dan Surakarta. Proyek ini akan menyasar 33 kota di seluruh Indonesia.
Fokus Investasi Danantara pada Waste to Energy
Danantara sebelumnya telah menyatakan bahwa peraturan presiden (perpres) terkait program pengelolaan sampah atau waste to energy (WtE) sudah rampung. Perpres ini dikeluarkan seiring dengan peluncuran Patriot Bonds atau Obligasi Patriotik. Gerakan investasi ini akan dialokasikan untuk beberapa proyek strategis, termasuk pengelolaan sampah nasional. Lewat Patriot Bonds, Danantara akan menghimpun dana hingga US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 50 triliun.
Rosan menjelaskan bahwa proses tender akan segera dilaksanakan di sejumlah daerah yang telah siap, antara lain Jakarta, Bandung, Bali, Semarang, Surabaya, dan Makassar. Daerah-daerah lain yang menjadi prioritas akan diumumkan secara terbuka dan transparan.
Peraturan Baru untuk Mempermudah Birokrasi
Pemerintah akan mengesahkan Perpres baru untuk menggantikan tiga aturan lama terkait pengelolaan sampah. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk menyederhanakan birokrasi dan memperbaiki alur bisnis yang dinilai masih rumit serta kurang menguntungkan bagi pengembang.
Tiga aturan sebelumnya yang akan diganti antara lain: * Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut * Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan * Perpres Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Peraturan baru ini akan mengatur sejumlah aspek, termasuk penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan sistem open dumping serta pembahasan mengenai pengembangan teknologi Waste to Energy (WTE).
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!