Ekonom Jelaskan Mengapa Pertanian Tak Menarik bagi Generasi Muda

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Permasalahan yang Menghambat Minat Anak Muda Jadi Petani

Minat anak muda terhadap profesi petani saat ini dinilai semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian, termasuk kesejahteraan yang belum memadai dan tingkat ketidakpastian pendapatan yang tinggi. Menurut Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, banyak generasi muda lebih memilih menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dibandingkan menjadi petani.

Menurut ekonom pangan dari CORE Indonesia, Eliza Mardian, salah satu penyebab ketidakpastian tersebut adalah fluktuasi harga pangan. Harga yang tidak stabil menyebabkan pendapatan petani menjadi tidak pasti. Selain itu, biaya produksi seperti pupuk dan tenaga kerja yang mahal serta produktivitas yang rendah membuat profesi petani kurang menarik secara ekonomi.

Risiko yang Dihadapi Petani

Selain masalah ekonomi, petani juga menghadapi risiko lain seperti dampak perubahan iklim. Banjir, kekeringan, hama, dan penyakit tanaman sering kali mengancam hasil panen. Eliza menilai perlindungan bagi petani di Indonesia masih kurang optimal. Tidak hanya itu, mekanisme jaminan pasar dan asuransi ketika gagal panen juga belum sepenuhnya terwujud.

Kondisi ini membuat margin keuntungan petani sangat tipis. Dengan risiko tinggi, biaya produksi yang mahal, dan ketidakpastian pendapatan, banyak generasi muda lebih memilih pekerjaan yang lebih stabil, seperti menjadi buruh bangunan, buruh pabrik, atau ojek.

Langkah untuk Meningkatkan Minat Anak Muda Jadi Petani

Untuk meningkatkan minat anak muda menjadi petani, beberapa langkah penting harus dilakukan. Pertama, biaya produksi perlu ditekan, termasuk menyederhanakan proses penyaluran pupuk dan meningkatkan swadaya benih. Kedua, kestabilan harga pangan di tingkat petani harus diperhatikan agar pendapatan mereka bisa lebih pasti.

Eliza menyarankan adanya mekanisme pembentukan harga yang adil agar petani tidak terbebani oleh tengkulak atau middleman. Sistem pengawasan yang transparan dan tegas juga diperlukan untuk menjaga harga di konsumen dan melindungi petani dari kerugian.

Peran Pemerintah dalam Membuka Lapangan Kerja

Pengamat ketenagakerjaan Timboel Siregar menilai pemerintah perlu memaksimalkan pembukaan lapangan kerja di sektor pertanian dan perikanan. Hal ini bertujuan untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja, khususnya dari kalangan muda. Namun, pembukaan lapangan kerja ini harus disertai dengan perbaikan regulasi untuk memastikan perlindungan dan upah yang layak bagi pekerja.

Timboel menilai sektor pertanian sering kali dianggap sebagai sektor informal. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong sektor ini menuju formalisasi. Dengan demikian, sektor pertanian dapat menjadi bagian dari sistem industri yang lebih terstruktur dan memberikan manfaat lebih besar bagi petani.

Gerakan Kebangkitan Tani Indonesia

Sebelumnya, Cak Imin menyampaikan bahwa pemerintah sedang berupaya keras agar para petani mendapatkan penghormatan, penghargaan, dan kesejahteraan. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah Gerakan Kebangkitan Tani (Gerbang Tani) Indonesia.

Melalui Gerbang Tani, pemerintah fokus pada tiga agenda utama. Pertama, reformasi agraria atau pembagian tanah untuk petani. Saat ini, banyak petani gurem hanya memiliki lahan kurang dari 0,5 hektare. Kedua, peningkatan infrastruktur, bahan baku, serta bahan produksi seperti pupuk, bibit, dan irigasi. Pemerintah juga menjamin ketersediaan pupuk untuk petani. Ketiga, peningkatan pemasaran produk pertanian agar hasil panen bisa lebih mudah tersalurkan ke pasar.