
Erick Thohir Menolak Label Kepala Batu, Tetap Jadi Ketum PSSI Hingga 2027
Erick Thohir menegaskan bahwa dirinya tidak ingin disebut sebagai sosok yang keras kepala. Ia menolak label tersebut setelah beberapa pihak mengkritik keputusannya untuk tetap menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) meskipun telah diangkat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia. Erick menegaskan bahwa ia hanya ingin menyelesaikan tugasnya hingga tahun 2027.
Status Erick Thohir yang merangkap jabatan antara Menpora RI dan Ketum PSSI masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Hal ini karena PSSI merupakan induk dari cabang olahraga sepak bola yang berada di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dengan demikian, kedua posisi tersebut memiliki keterkaitan langsung satu sama lain.
Erick Thohir sebelumnya telah menyampaikan bahwa ia mendapatkan persetujuan dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk menjalani dua jabatan sekaligus. Ia mengklaim bahwa izin tersebut diberikan karena kapasitas dan kredibilitasnya dinilai mampu memisahkan kepentingan dalam PSSI dan Kemenpora.
Karena itu, Erick Thohir tidak berniat mundur dari jabatannya sebagai Ketum PSSI. Ia ingin tetap bertahan sampai masa jabatannya berakhir pada tahun 2027 sesuai dengan periode yang telah ditentukan.
“Jika ditanya mengenai status saya, saya menanyakan kepada FIFA, dan mereka menjawab bahwa secara statuta tidak ada yang salah karena track record saya di dunia sepak bola sudah sesuai dengan aturan,” ujarnya saat berada di Kemenpora RI, Selasa (23/9).
“Artinya, saya akan tetap menjaga keberadaan saya sampai 2027. Setelah itu, silahkan saja dilakukan pemilihan,” tambahnya.
Keberlanjutan Program dan Blueprint PSSI
Erick Thohir kemudian menjelaskan kondisi kepengurusan PSSI dalam satu dekade terakhir. Selama sepuluh tahun terakhir, kepengurusan PSSI selalu mengalami pergantian di tengah masa jabatan, sehingga program-program yang direncanakan sering terganggu.
Karenanya, Erick ingin tetap menjadi Ketum PSSI agar dapat melanjutkan blueprint yang telah dibuat serta menjalankan berbagai program yang telah direncanakan. Ia juga menolak jika disebut sebagai orang yang keras kepala.
“Jangan selalu melihatnya sebagai hal negatif. Bayangkan dari tahun 2015 hingga 2022, semua pergantian kepengurusan terjadi di tengah waktu ketika mulai ada blueprint yang akan dijalankan. Siapa yang rugi? Semua,” katanya.
“Jadi, bukan berarti saya mempertahankan legitimasi. Saya ingin menyelesaikan tugas dan jika sampai 2027, itu hanya sekali (satu periode),” tegas Erick.
Aturan FIFA yang Mendukung
Lebih lanjut, Erick Thohir menyampaikan bahwa secara aturan FIFA, seseorang boleh menjabat sebagai ketua federasi sebanyak tiga periode. Dengan demikian, keyakinannya untuk tetap bertahan di PSSI tidak melanggar aturan.
“Aturan FIFA memperbolehkan tiga kali. Berarti, saya menghormati aturan tersebut. Jadi bukan berarti saya kepala batu karena ingin berkuasa. Oh, saya bisa tiga kali. Aturannya ada, lho. Ini baru kali pertama, jadi saya ingin menyelesaikannya,” jelas Erick.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!