ID Food Minta Peningkatan Pengawasan Gula Rafinasi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Peredaran Gula Rafinasi Mengancam Pasar Gula Konsumsi

Peredaran gula kristal rafinasi (GKR) yang semakin marak di pasar rumah tangga menyebabkan penjualan komoditas tersebut dari pabrik gula menjadi lesu. Hal ini disampaikan oleh SVP Sekretaris Perusahaan ID Food, Yosdian Adi Pramono, dalam keterangan tertulisnya. Ia menilai bahwa pengawasan dan penindakan terhadap kegiatan ilegal tersebut perlu diperkuat agar pasar gula konsumsi tetap sehat.

Yosdian menjelaskan bahwa pengawasan tersebut penting untuk menjaga harga petani tetap stabil serta memastikan pabrik gula BUMN tetap berdaya saing. Menurutnya, jika tidak ada tindakan yang signifikan, kondisi ini bisa mengganggu keseimbangan pasar dan merugikan para petani gula.

Penyerapan Gula Petani Oleh ID Food dan SGN

Hingga 28 September 2025, ID Food bersama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) telah berhasil menyerap sebanyak 121.312 ton gula petani dengan nilai mencapai Rp 1,75 triliun. Jumlah ini terdiri dari pembelian oleh ID Food sebesar 92.830 ton, SGN sebanyak 6.896 ton, dan pedagang sebanyak 21.586 ton.

Penyerapan gula ini dilakukan di 24 pabrik gula, yang terdiri dari 18 pabrik milik SGN dan 6 pabrik milik ID Food. Proses penyerapan dilakukan secara bertahap sesuai permintaan dan ketersediaan stok di masing-masing pabrik. Mekanisme pendanaan yang digunakan meliputi dana dari Danantara, komersial, internal, serta pedagang.

Kondisi Produksi dan Konsumsi Gula Nasional

Berdasarkan data neraca komoditas Badan Pangan Nasional, konsumsi gula nasional diperkirakan mencapai 2.841.928 ton. Namun, produksi gula kristal putih (GKP) dalam negeri hanya mencapai sekitar 2.589.073 ton. Angka ini menunjukkan adanya defisit yang harus diatasi agar pasokan gula tetap cukup.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen, menyatakan bahwa rembesan gula rafinasi ke pasar rumah tangga berpotensi menghambat proses penyerapan gula petani yang saat ini dilakukan oleh BUMN pangan. Ia menilai bahwa konsumsi gula masih tinggi, namun pasar justru tercampur dengan gula rafinasi.

Soemitro menyarankan agar mekanisme pelelangan diperbaiki untuk memastikan distribusi gula yang lebih efektif dan adil. Dengan demikian, para petani dapat tetap mendapatkan harga yang layak, sementara pasar tetap terjaga dari kekacauan akibat peredaran gula ilegal.

Tantangan yang Dihadapi Pabrik Gula BUMN

Pabrik gula BUMN kini menghadapi tantangan besar akibat maraknya gula rafinasi yang masuk ke pasar. Hal ini tidak hanya mengurangi daya saing pabrik gula BUMN, tetapi juga berpotensi merusak sistem distribusi yang sudah terbangun. Untuk itu, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan asosiasi petani dalam mencari solusi yang tepat.

Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain adalah penguatan regulasi, peningkatan pengawasan, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menggunakan gula yang berasal dari produsen resmi. Dengan begitu, kesejahteraan petani dan kualitas pasar gula akan tetap terjaga.