Kebijakan BI Tingkatkan Likuiditas Perbankan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Peluncuran OIS Berbasis Suku Bunga Acuan INDONIA Dapat Meningkatkan Stabilitas Ekonomi

Peluncuran Matchmaking Overnight Index Swap (OIS) yang mengacu pada suku bunga acuan INDONIA oleh Bank Indonesia (BI) mendapatkan respons positif dari para ekonom. Menurut David Sumual, Chief of Economist Bank Central Asia (BCA), OIS menjadi alat penting bagi sektor perbankan dan keuangan untuk mempercepat likuiditas, terutama dalam jangka pendek. Dalam situasi perekonomian yang penuh tantangan, OIS diharapkan dapat membantu menjaga roda perekonomian tetap berjalan.

Selain itu, kebijakan BI ini juga bertujuan untuk menjaga nilai aset melalui mekanisme hedging agar harga tidak turun saat terjadi fluktuasi ekonomi. "Pada intinya, ini adalah hedging suku bunga," ujar David. Ia menambahkan bahwa hedging risiko suku bunga bisa dilakukan oleh berbagai pihak seperti perusahaan, bank, dan manajemen aset. Mereka dapat menggunakan OIS sebagai alat untuk melindungi diri dari pergerakan suku bunga.

OIS sendiri merupakan transaksi swap yang melibatkan pertukaran aliran suku bunga tetap dan mengambang. Perhitungan suku bunga menggunakan basis harian (daily compounding). Transaksi ini memiliki peran penting dalam penguatan suku bunga acuan di pasar uang yang berbasis transaksi. Selain itu, OIS juga memiliki aspek keberlanjutan bisnis bagi investor. Misalnya, investor yang telah berinvestasi di Indonesia sering kali memprediksi expected return. Namun, adanya indikator suku bunga dan valuta asing dapat mengubah prediksi tersebut, yang berdampak pada margin keuntungan.

Matchmaking OIS ini juga memberikan manfaat besar bagi berbagai industri, termasuk perbankan, eksportir, importir, dan investor. David menjelaskan bahwa kebijakan ini akan membantu menjaga aset dalam berbagai instrumen, seperti valuta asing yang sudah bisa di-hedging. "Indonesia memiliki berbagai instrumen seperti swap, forward, dan lain-lain," tambahnya.

David berharap kebijakan baru BI ini mampu menyerap pasar lebih dalam. Peluang yang tersedia cukup besar karena hedging dapat membuka pasar yang lebih luas dengan adanya kepastian ekonomi dari bank sentral. Hal senada disampaikan oleh Andry Asmoro, Ekonom Bank Mandiri. Ia menilai, matchmaking OIS memperdalam dan memperkuat spektrum keuangan di Indonesia, khususnya bagi pelaku bisnis. Potensi perputaran ekonomi semakin besar jika transaksi meningkat dan produk yang efisien semakin banyak.

Bagi masyarakat, matchmaking OIS membuat koneksi antarbank semakin efisien serta memperbaiki pengeluaran melalui valas derivatif. "Semakin murah, semakin menguntungkan bagi masyarakat dan dunia usaha," jelas Andry. Ia menilai kebijakan BI tepat waktu, terlebih kondisi ekonomi yang sedang terbebani oleh pelemahan rupiah. Investor asing membutuhkan produk atau instrumen yang menarik untuk ditempatkan dalam negeri.

Sebelumnya, BI bersama OJK dan industri perbankan melakukan penandatanganan Perjanjian Induk Derivatif Secara Bersama dan Launching Matchmaking OIS di Jakarta. Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menjelaskan bahwa melalui matchmaking OIS, BI terus memperdalam pasar keuangan melalui peningkatan volume transaksi dan pembentukan harga yang lebih kredibel. Pasar uang fokus pada transaksi repo dan OIS yang mengacu pada suku bunga acuan INDONIA. Di pasar valuta asing, penguatan dilakukan melalui Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) dan FX Swap, dengan referensi kurs JISDOR serta kurs acuan non-USD/IDR.

Matchmaking OIS berfungsi memfasilitasi pencocokan transaksi antarbank sehingga harga terbentuk lebih efisien dan interaksi pasar lebih lancar. Ketersediaan suku bunga acuan berbasis INDONIA juga diharapkan memperkuat mekanisme harga instrumen OIS yang bersifat forward looking. BI mencatat perkembangan positif di pasar valas. Hingga Agustus 2025, rata-rata harian transaksi DNDF mencapai USD212 juta, atau sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding awal penerapannya pada 2018. Capaian tersebut masih perlu terus ditingkatkan.

Destry menegaskan, BI tidak bisa bekerja sendirian. Perlu sinergi dan kerja sama yang kuat untuk memperkuat instrumen finansial yang memperkokoh perekonomian. Sejalan dengan itu, Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menilai penggunaan INDONIA sebagai acuan OIS merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kredibilitas, transparansi, dan efektivitas suku bunga rupiah. OJK berkomitmen melakukan pemantauan, pendampingan, dan mendorong pemanfaatan instrumen berbasis INDONIA agar memberi manfaat optimal bagi stabilitas sistem keuangan.