
Kinerja INTP pada Kuartal IV-2025 Dinilai Masih Menantang
Kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) pada kuartal IV-2025 diperkirakan masih menghadapi tantangan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti permintaan yang menurun, persaingan harga yang ketat, serta kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil. Meski demikian, perusahaan tetap menunjukkan kemampuan untuk menjaga laba bersih meskipun pendapatan turun.
Pada semester I-2025, INTP mencatatkan pendapatan sebesar Rp 8,03 triliun, turun 1,1% secara tahunan (yoy). Namun, laba bersih perusahaan naik 13,8% yoy dari Rp 434,7 miliar menjadi Rp 494,8 miliar. Penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh penurunan volume penjualan semen domestik sebesar 2% YoY menjadi 8,6 juta ton dari 8,8 juta ton pada semester pertama 2024. Hal ini mencerminkan kontraksi pasar nasional sebesar 3% menjadi 27,1 juta ton.
Meskipun permintaan domestik melemah, INTP berhasil mencatat pertumbuhan ekspor yang signifikan. Ekspor semen meningkat 46% YoY dari 163.000 ton pada semester pertama 2024 menjadi 237.000 ton pada semester pertama 2025. Total penjualan domestik dan ekspor mencapai 8,8 juta ton, turun 2% YoY dari 9 juta ton pada tahun sebelumnya.
Arief Machrus, Analis Ina Sekuritas, menyatakan bahwa kenaikan laba bersih didukung oleh penurunan harga pokok produksi (HPP) per ton dan peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif. Pemakaian bahan bakar alternatif meningkat menjadi 28% dari 26% pada triwulan pertama 2025. Selain itu, perusahaan juga mempertahankan margin yang sehat melalui efisiensi operasional dan penggunaan bahan bakar alternatif.
Pangsa pasar INTP di pasar domestik terjaga dengan baik, mencapai 30%. Perusahaan fokus pada profitabilitas dan disiplin penetapan harga. Merek andalan INTP berkontribusi hingga 25% dari total penjualan. Selain itu, peningkatan operasional terus berjalan sesuai rencana, termasuk peningkatan kapasitas biomassa di pabrik Grobogan. Kapasitas biomassa akan ditingkatkan dari 10 ton menjadi 40 ton per jam, yang direncanakan selesai pada kuartal IV-2025.
Tren Produksi Semen Nasional
Volume produksi semen nasional pada Agustus 2025 mencapai 5,9 juta metrik ton, turun 3% dibanding periode yang sama pada Agustus 2024. Semen curah tercatat turun 8% secara yoy, sementara semen zak hanya turun 1% secara yoy. Faktor utama penurunan ini adalah demonstrasi di berbagai daerah yang sempat menghambat progres konstruksi.
Volume produksi di Jawa turun 5% YoY, dengan Jakarta mengalami penurunan 24% YoY. Sementara Jawa Timur naik 12% YoY. Di luar Jawa, volume produksi turun 1% YoY, meskipun Bali dan Nusa Tenggara mengalami peningkatan 20% YoY. Secara kumulatif, volume produksi semen nasional per Agustus 2025 terkoreksi 3% YoY menjadi 39,6 juta metrik ton, dengan semen zak flat secara tahunan dan semen curah anjlok 10% YoY.
Tantangan dan Proyeksi Kinerja
Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su, mengatakan bahwa INTP berpotensi mengalami penurunan kinerja akibat cuaca basah dan persaingan harga dengan merek-merek semen yang lebih murah. Sentimen penting yang perlu diperhatikan antara lain kebijakan pemerintah yang dapat memperbaiki situasi ekonomi dan mempercepat aktivitas konstruksi.
Permintaan semen pada kuartal IV-2025 di sebagian besar wilayah masih menghadapi tantangan akibat kondisi ekonomi saat ini, cuaca yang tidak biasa, serta peristiwa politik yang tidak terduga. Harry menilai bahwa situasi ini bisa memengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka pendek.
Kinerja Saham dan Rekomendasi
Dari sisi kinerja saham, Arnanto Januri, Analis JP Morgan Sekuritas, menyatakan bahwa INTP telah memulai program pembelian kembali (buyback) saham senilai Rp 2,25 triliun. Sebagian besar dari program ini telah dilaksanakan sejak awal Agustus 2025, sekitar 2% dari total alokasi. Program ini diperkirakan akan membantu membatasi penurunan harga saham.
Arnanto percaya bahwa peningkatan volume penjualan dan pembayaran dividen yang lebih tinggi akan menjadi katalis utama untuk pemeringkatan ulang saham INTP. Meskipun demikian, hal ini kemungkinan tidak akan terwujud dalam waktu dekat karena dividen berikutnya baru dijadwalkan pada Mei 2026.
Arief Machrus memproyeksikan pendapatan dan laba bersih INTP tahun 2025 masing-masing sebesar Rp 18,65 triliun dan Rp 1,91 triliun. Dalam risetnya, Arief dan Harry merekomendasikan buy saham INTP dengan target harga masing-masing Rp 8.500 per saham dan Rp 7.215 per saham. Sedangkan Arnanto merekomendasikan netral saham INTP dengan target harga Rp 6.475 per saham.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!