
Kebutuhan SDM di Sektor Pariwisata Halal Meningkat Pesat
Pengembangan sektor pariwisata halal semakin mendapat perhatian, terutama dengan meningkatnya permintaan wisata religi seperti haji dan umrah. Namun, kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang ini masih terasa sangat mendesak. Meskipun jumlah jamaah yang berangkat terus bertambah, ketersediaan tenaga profesional yang mampu memenuhi standar industri masih terbatas.
Kondisi ini menciptakan paradoks: banyak lulusan yang belum terserap oleh pasar kerja, sementara beberapa posisi penting dalam sektor pariwisata halal masih kosong. Misalnya, posisi tour leader, mutawif, dan pekerja lainnya seringkali tidak terpenuhi karena kurangnya pelatihan dan sertifikasi yang memadai.
Farid Septian, Kepala Divisi Pendidikan dan Dakwah Baznas RI, menyampaikan bahwa hal ini menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi. Ia menekankan bahwa kolaborasi antara lembaga pendidikan dan organisasi seperti Baznas sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ini.
“Ada paradoks, banyak pengangguran, tapi ada sektor-sektor di pariwisata halal, terutama haji dan umrah ini belum terisi dengan baik. Untuk tour leader, mutawif, dan lain sebagainya,” ujar Farid saat berbicara di Institut Pariwisata (IP) Trisakti, Jakarta, Selasa (23/9).
Baznas, menurut Farid, siap berperan dalam memberikan dukungan melalui berbagai program. Salah satunya adalah beasiswa vokasi, sertifikasi profesi BNSP, serta penguatan ekosistem ekonomi syariah. Dengan dana zakat, infak, dan sedekah, Baznas berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa maupun alumni yang ingin berkarya di sektor pariwisata halal.
“Kampus memiliki kekuatan dalam konteks sumber daya manusia. Saya kira ini penting kita bisa lakukan kolaborasi, menghidupkan pariwisata halal, menguatkan ekosistem ekonomi syariah,” tambahnya.
Program beasiswa pendidikan menjadi salah satu prioritas utama Baznas, dengan alokasi sekitar 20 persen dari total anggaran nasional. Hingga saat ini, Baznas telah menyalurkan dana sebesar Rp1,29 triliun hanya untuk pendidikan secara nasional.
Kerja Sama dengan Institusi Pendidikan
Rektor Institut Pariwisata Trisakti, Fetty Asmaniati, menyambut baik inisiatif Baznas tersebut. Menurutnya, peningkatan SDM di sektor pariwisata halal selaras dengan visi kampus untuk mencetak tenaga profesional yang siap menjawab kebutuhan industri.
“Kami tetap memberikan kesempatan, khususnya program beasiswa yang dilakukan oleh Baznas, mereka untuk bisa studi di kami, karena tujuan kami ingin sekali betul-betul meningkatkan jumlah SDM yang profesional, khususnya di bidang pariwisata,” kata Fetty.
Fetty menegaskan bahwa kampus tetap membuka akses bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu melalui berbagai program pemerintah maupun kerja sama dengan Baznas. Program seperti Kartu Indonesia Pintar dan Bidikmisi juga menjadi bagian dari strategi kampus dalam memberdayakan generasi muda.
“Tapi kami juga menerima mahasiswa dari program pemerintah seperti Kartu Indonesia Pintar maupun Bidikmisi. Tanggung jawab kami adalah menjadikan mereka generasi muda profesional di bidang pariwisata,” tegasnya.
Kolaborasi untuk Menciptakan Tenaga Profesional
Kolaborasi antara Baznas dan institusi pendidikan seperti IP Trisakti diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam mengisi kekosongan tenaga profesional di sektor pariwisata halal. Tidak hanya memberikan akses pendidikan, tetapi juga menjawab kebutuhan industri yang terus berkembang, terutama pada sektor haji dan umrah.
Dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan kolaboratif, diharapkan SDM di sektor ini dapat meningkatkan kualitas layanan, menjaga standar kepariwisataan yang sesuai dengan prinsip syariah, serta memastikan kenyamanan dan kepuasan para jamaah.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!