Laporan S&P: Ekspansi Manufaktur Indonesia Melambat di September

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Indeks Manufaktur Indonesia Menunjukkan Ekspansi yang Melambat

Indeks Manufaktur (PMI) Indonesia pada bulan September 2025 masih berada di zona ekspansi. Namun, pertumbuhan ekspansinya mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. S&P Global Ratings melaporkan bahwa skor PMI manufaktur Indonesia berada di level 50,4, turun dari 51,5 pada Agustus 2025. Angka ini menunjukkan perlambatan dalam tingkat pertumbuhan industri manufaktur.

Survei terbaru menunjukkan bahwa penerimaan pesanan baru tetap tumbuh, meskipun dengan laju yang lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini merupakan yang kedua dalam dua bulan berturut-turut, namun laju pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan bulan Agustus. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas produksi dan permintaan pasar masih stabil, tetapi tidak lagi meningkat secara signifikan.

Permintaan domestik menjadi salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan pesanan baru. Namun, ekspor mengalami penurunan karena permintaan luar negeri yang melemah. Penurunan penjualan luar negeri ini adalah yang kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir. Meski permintaan terus meningkat, tingkat produksi kembali turun selama bulan September. Hasil produksi turun untuk kelima kalinya dalam enam bulan terakhir.

Menurut analis S&P Global Market Intelligence, Usamah Bhatti, ekspansi manufaktur Indonesia pada September didorong oleh peningkatan berkelanjutan dalam penerimaan pesanan baru. Namun, volume produksi kembali menurun karena daya beli pelanggan yang lebih lemah. Ia menjelaskan bahwa meskipun hasil produksi turun, perusahaan berupaya meningkatkan persediaan dan pembelian bahan baku sebagai respons terhadap kondisi permintaan yang membaik.

Selain itu, produsen juga mencoba melindungi diri dari kemungkinan kenaikan harga bahan baku. Beban biaya telah meningkat ke tingkat tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mulai mengantisipasi tekanan biaya yang lebih besar di masa depan.

Para pelaku usaha percaya bahwa kondisi permintaan yang lebih kuat pada akhir kuartal ketiga akan terus berlanjut dalam setahun ke depan. Selain itu, tingkat pengangkatan tenaga kerja atau employment levels mencapai titik tertinggi sejak bulan Mei. Keyakinan mengenai prospek hasil produksi dalam 12 bulan ke depan juga meningkat, mencapai posisi tertinggi dalam empat bulan terakhir.

Tren Produksi dan Permintaan yang Berubah

Dalam beberapa bulan terakhir, tren produksi dan permintaan menunjukkan perubahan yang cukup signifikan. Meskipun ada penurunan dalam hasil produksi, permintaan pasar tetap stabil, terutama dari sektor domestik. Kombinasi antara peningkatan pesanan baru dan penurunan ekspor menunjukkan bahwa bisnis manufaktur Indonesia sedang menghadapi tantangan yang berbeda-beda.

Perusahaan-manufaktur mulai beradaptasi dengan situasi ini dengan meningkatkan persediaan dan memperkuat strategi pembelian bahan baku. Langkah ini dilakukan untuk menghadapi potensi kenaikan harga yang mungkin terjadi di masa depan. Di sisi lain, penurunan ekspor menunjukkan bahwa permintaan internasional masih belum pulih sepenuhnya.

Kondisi ini juga berdampak pada jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Tingkat pengangkatan tenaga kerja mencapai titik tertinggi sejak bulan Mei, menunjukkan bahwa perusahaan masih membutuhkan tenaga kerja untuk mendukung operasional mereka. Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa peningkatan permintaan terutama berasal dari pasar domestik.

Proyeksi Masa Depan

Berdasarkan survei dan data terkini, para pelaku usaha optimis bahwa kondisi ekonomi akan terus membaik. Mereka yakin bahwa pertumbuhan ekspansi manufaktur akan berlanjut dalam waktu dekat. Proyeksi ini didasarkan pada peningkatan permintaan dan stabilitas pasar domestik.

Selain itu, keyakinan tentang prospek hasil produksi dalam 12 bulan ke depan semakin kuat. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan manufaktur siap menghadapi tantangan di masa depan dengan meningkatkan efisiensi dan adaptasi terhadap perubahan pasar. Dengan demikian, sektor manufaktur Indonesia memiliki potensi untuk tumbuh lebih baik dalam jangka panjang.