Mengungkap Komitmen Negara Berpolusi Tinggi dalam Capai Target NDC

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Upaya Global untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Perubahan iklim telah menjadi isu yang semakin mendesak, dan upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi prioritas utama bagi pemerintah di seluruh dunia. Pertemuan penting antar negara akan dilaksanakan pada 24 September, di mana rencana terbaru untuk mencapai target emisi berdasarkan Perjanjian Paris 2015 akan dibahas. Dalam perjanjian ini, setiap negara menetapkan kontribusi nasionalnya (NDC) untuk mengurangi emisi setiap lima tahun. Namun, hingga pertengahan September, kurang dari 40 dari 195 negara yang menandatangani perjanjian tersebut telah mengajukan janji baru, meskipun PBB telah meminta negara-negara lain untuk segera melakukannya.

Perjanjian Paris bertujuan menjaga pemanasan global di bawah 2 derajat Celsius, idealnya hanya 1,5 derajat Celsius. Mekanisme ratchet dalam perjanjian ini memungkinkan negara-negara untuk kembali ke meja perundingan setiap lima tahun dengan janji terbaru untuk mengurangi emisi. Sayangnya, saat ini planet masih berada di jalur pemanasan hampir 3 derajat Celsius pada abad ini. Setelah pertemuan di New York, PBB akan merilis laporan akhir Oktober yang menganalisis semua NDC untuk menilai seberapa jauh dunia menyimpang dari jalur tersebut. Beberapa minggu kemudian, para negosiator akan berkumpul di KTT iklim COP30 di Belem, Amazon, untuk membahas langkah-langkah lebih lanjut.

Tantangan dan Perkembangan di Negara-Negara Besar

Amerika Serikat, yang merupakan salah satu negara dengan emisi terbesar dalam sejarah, awalnya mengajukan NDC, namun kebijakan iklim yang diambil oleh Presiden Donald Trump berpotensi mengurangi ambisi pengurangan emisi. Di sisi lain, China dan India memiliki strategi yang berbeda dalam menghadapi tantangan iklim. China berhasil mencapai target 2030 untuk menambah kapasitas tenaga surya dan angin sebelum waktu yang ditentukan, tetapi batu bara masih menjadi sumber utama listrik negara tersebut. Sementara itu, India juga fokus pada energi terbarukan, namun pasokan energi yang tidak stabil dan kurangnya penyimpanan baterai membuat batu bara masih menjadi bagian besar dari sistem listrik negara tersebut.

Meski China dan India telah mengadopsi pendekatan pengurangan intensitas karbon, ekonom Iklim dan Energi Proyek Riset Climate Action Tracker, Nandini Das, menyatakan bahwa kedua negara belum berkomitmen untuk menghapus bahan bakar fosil secara bertahap. Pendekatan ini dikritik karena memungkinkan pemerintah mengklaim keberhasilan tanpa benar-benar mengurangi emisi absolut.

Kebijakan Iklim dan Keterlibatan Internasional

Di tengah tekanan dari negara-negara progresif, kembalinya Trump ke Gedung Putih telah melemahkan aliansi yang sebelumnya kuat. Selain itu, tekanan dari negara-negara berkembang untuk menggunakan bentuk penetapan target yang lebih longgar juga meningkat. Di sisi lain, Inggris dan Uni Eropa menunjukkan komitmen yang kuat dalam pengurangan emisi, meskipun beberapa negara masih kesulitan mencapai target yang diharapkan.

Dana untuk negara-negara berkembang juga menjadi isu penting. Hingga tahun 2035, negara-negara kaya berjanji untuk menyediakan dana minimal US$300 miliar per tahun, termasuk pendanaan publik dan swasta. Namun, jumlah tersebut dinilai masih jauh dari kebutuhan nyata. Kurangnya pendanaan dapat memengaruhi ambisi negara-negara berkembang dalam mengurangi emisi dan membangun infrastruktur yang ramah lingkungan.

Tantangan Ekonomi dan Teknologi

Biaya pemasangan dan pengoperasian energi terbarukan telah turun drastis sejak Perjanjian Paris ditandatangani, membuat pembangkit listrik tenaga angin jauh lebih murah daripada pembangkit listrik tenaga gas. Namun, masalah utamanya adalah infrastruktur jaringan listrik yang tidak cukup untuk menangani daya yang dihasilkan. Selain itu, pemerintah sering kali lambat dalam membiayai perbaikan jaringan yang mahal dan enggan membatasi penggunaan batu bara dan gas karena dampak ekonomi dan lapangan kerja.

Jika semua negara memenuhi target NDC 2030 mereka, suhu akan naik sekitar 2,6 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri pada akhir abad ini. Ini akan mengakibatkan gelombang panas yang intens, kebakaran hutan, badai, kepunahan spesies, dan permukaan laut yang meningkat. Selain itu, peristiwa cuaca ekstrem akan semakin sering terjadi, memberikan dampak besar pada ekosistem dan masyarakat.