
Fase Penting dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kemenag 2025
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) pada tahun 2025, kini memasuki tahap penting. Saat ini, peserta sedang menjalani Modul 3 Pendidikan Profesi dan Praktik (PPP), yang berlangsung selama 10 hari, mulai dari tanggal 24 September hingga 3 Oktober 2025.
Modul PPP menjadi bagian krusial dalam proses pendidikan profesi, karena memberikan kesempatan bagi peserta untuk melakukan refleksi kritis terhadap pengalaman belajar serta praktik mengajar di lapangan. Tujuan utamanya adalah agar para guru tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya secara kontekstual di lingkungan madrasah atau sekolah.
Tugas Refleksi PPP: Wadah Kontemplasi Profesionalisme Guru
Salah satu aspek penting dalam Modul PPP adalah tugas refleksi. Tugas ini bukan hanya laporan naratif biasa, melainkan alat untuk mendorong guru memahami peran mereka sebagai pendidik yang transformatif.
Melalui refleksi ini, peserta diharapkan mampu:
- Menggali kesadaran profesional dan etika kerja sebagai guru,
- Menghubungkan teori pembelajaran dengan praktik aktual di kelas,
- Menumbuhkan nilai-nilai spiritual dan moral dalam pendekatan mengajar.
Dengan demikian, tugas refleksi bukan hanya menjadi alat evaluasi, tetapi juga sebagai sarana penguatan identitas profesional guru.
Contoh Refleksi Modul PPP: Pengembangan Materi Pembelajaran
Topik yang dipilih dalam refleksi ini adalah Topik 2 – Pengembangan Materi Pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di tingkat SD, topik ini sangat menarik perhatian.
Sebagai contoh, pengembangan materi puasa Ramadan untuk kelas V SD menjadi fokus refleksi. Meskipun tampak sederhana, materi ini memiliki potensi besar untuk membentuk karakter dan spiritualitas peserta didik.
Deskripsi Materi
Materi ini mencakup pemahaman dasar mengenai:
- Definisi puasa Ramadan dan posisinya sebagai rukun Islam,
- Syarat wajib dan syarat sah puasa,
- Hal-hal yang membatalkan puasa,
- Nilai-nilai keutamaan serta hikmah dari ibadah puasa.
Untuk memperkaya pengalaman belajar siswa, materi ini bisa dikembangkan dengan pendekatan kontekstual, seperti:
- Kisah inspiratif tokoh Islam tentang puasa,
- Penerapan perilaku terpuji selama Ramadan (misalnya sabar, jujur, dermawan),
- Penjelasan ilmiah sederhana tentang manfaat puasa bagi kesehatan,
- Nilai sosial seperti empati terhadap fakir miskin dan semangat berbagi.
Analisis Implementasi di Lapangan
Dalam praktiknya, pengembangan materi ini bisa diintegrasikan dengan berbagai strategi pembelajaran aktif seperti diskusi kelompok, bermain peran, hingga kegiatan proyek sosial selama Ramadan. Guru dapat mengajak siswa untuk membuat jurnal puasa harian, atau merancang kegiatan berbagi takjil sebagai bentuk penerapan nilai empati.
Pengalaman Praktis dan Refleksi
Dari pengalaman saya di lapangan, pembelajaran materi puasa yang dilakukan dengan pendekatan kontekstual dan menyentuh aspek afektif lebih mudah diterima dan dipahami oleh siswa. Namun, tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan waktu pembelajaran serta kesenjangan latar belakang pemahaman siswa tentang konsep puasa.
Tantangan dan Pembelajaran yang Didapat
Salah satu tantangan utama adalah menyampaikan materi keagamaan dengan cara yang menyenangkan namun tetap bermakna. Saya belajar bahwa pendekatan tematik dan berbasis nilai lebih efektif dibandingkan pendekatan kognitif semata.
Rencana Aksi
Untuk ke depan, saya merencanakan untuk:
- Menyusun modul pembelajaran tematik dengan fokus pada nilai-nilai Ramadan,
- Mengembangkan media ajar digital berupa video edukatif tentang puasa,
- Mendorong kolaborasi antarsiswa dalam kegiatan sosial selama bulan Ramadan.
Modul Pendidikan Profesi dan Praktik dalam PPG Kemenag 2025 memberikan pengalaman yang berharga bagi guru dalam membentuk kesadaran reflektif. Melalui tugas refleksi yang mendalam, guru tidak hanya belajar menjadi pengajar yang baik, tetapi juga menjadi pendidik yang bermakna dan transformatif.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!