
Target Pemerintah Kabupaten Bangka untuk Menurunkan Angka Stunting
Pemerintah Kabupaten Bangka memiliki target yang jelas dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting. Dalam rencana pembangunan jangka menengah, pihaknya berharap angka ini bisa turun menjadi 14 persen pada akhir tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, berbagai langkah intervensi lintas sektor dilakukan serta penggunaan anggaran secara optimal.
Seorang staf ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Boy Yandra, menjelaskan bahwa pemerintah setempat rutin menggelar rapat koordinasi tim percepatan penurunan stunting setiap triwulan. Hal ini dilakukan guna memastikan semua pihak terlibat dalam upaya menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.
Menurut Boy, berdasarkan hasil Status Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, tingkat stunting nasional mencapai 23,2 persen. Namun, angka tersebut sedikit menurun menjadi 21,2 persen pada tahun 2024. Meskipun ada penurunan sebesar 2 persen, angka ini masih dianggap tinggi jika dibandingkan dengan target nasional.
Boy berharap bahwa pada triwulan keempat atau akhir tahun 2025, angka prevalensi stunting bisa mencapai 14 persen. Ia menekankan pentingnya alokasi anggaran yang cukup besar agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam program-program penanganan stunting.
Pentingnya Intervensi pada Anak Usia Dini
Dalam hal ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka menyatakan bahwa anak-anak yang menderita stunting dan berusia di bawah dua tahun masih memiliki peluang untuk diperbaiki melalui pola gizi yang tepat. Hal ini disampaikan oleh Subkoordinator Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Desi Yanti.
Desi menjelaskan bahwa usia 0-2 tahun merupakan masa tumbuh kembang yang pesat. Oleh karena itu, kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia tersebut masih bisa dipantau dan diperbaiki. “Pada saat umur segitu, pertumbuhan dan perkembangannya kan sedang pesat-pesatnya,” ujarnya.
Namun, ia juga menegaskan bahwa jika anak sudah melebihi usia dua tahun, maka perbaikan kondisi stunting akan lebih sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan otak dan organ-organ dalam tubuh anak sudah mulai melambat.
Data dan Program Penanganan Stunting
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2024, angka stunting di Kabupaten Bangka mencapai 21,2 persen. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 2 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 23,3 persen.
Data survei ini digunakan sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan oleh pemerintah pusat maupun daerah terkait intervensi stunting. Selain itu, pendataan rutin bulanan yang dilakukan oleh Dinkes Bangka menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Kabupaten Bangka sebesar 1,07 persen dengan 255 orang anak balita yang terdata stunting per Agustus 2025.
Desi menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan data bulanan untuk memberikan bantuan langsung kepada anak-anak yang terdampak stunting. “Kita pakai data yang rutin bulanan. Karena kita ada data-data anak yang stunting tersebut by name by adress,” ujarnya.
Berbagai Intervensi Lintas Sektor
Untuk menurunkan angka stunting, Pemkab Bangka telah melakukan beberapa intervensi. Tidak hanya dari Dinas Kesehatan, tetapi juga dinas-dinas lainnya sering memberikan bantuan.
“Kita ada program PMT (Pemberian Makan Tambahan), dari dinas KB ada bantuan susu, dari dinas perikanan ada abon ikan, dari dinsos ada makanan lokal. Jadi semua OPD yang punya program tentang stunting pasti melakukan intervensi,” tambahnya.
Melalui kolaborasi antar lembaga dan program yang terintegrasi, pemerintah Kabupaten Bangka berkomitmen untuk mencapai target penurunan stunting yang ditetapkan. Dengan pendekatan yang terstruktur dan partisipasi aktif dari berbagai sektor, harapan besar diarahkan agar angka stunting bisa turun secara signifikan dalam waktu dekat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!