
Pentingnya Pengelolaan Dana Haji yang Aman dan Produktif
Pengelolaan dana haji yang aman, produktif, dan memberi manfaat nyata bagi umat menjadi fokus utama dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh lembaga terkait. Salah satu acara penting yang digelar adalah Safari Haji oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama Bank Riau Kepri Syariah (BRKS) di Aula Wan Seri Beni, Tanjungpinang. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang prosedur dan manfaat dari ibadah haji serta umroh.
Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, menegaskan pentingnya pengelolaan dana haji yang baik. Ia menilai bahwa dana tersebut harus dikelola dengan transparan dan sesuai prinsip syariah agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi para jemaah. Dalam kesempatan ini, Ansar juga menyampaikan rencana untuk menjadikan Kepri, khususnya Batam, sebagai salah satu embarkasi haji dan umroh di masa depan.
Bandara Hang Nadim Sebagai Titik Keberangkatan yang Efisien
Salah satu alasan utama mengapa Batam layak menjadi embarkasi haji adalah fasilitas Bandara Hang Nadim yang memiliki landasan pacu sepanjang 4.025 meter. Landasan ini termasuk salah satu yang terpanjang di Indonesia, sehingga sangat memadai untuk penerbangan pesawat besar. Dengan demikian, penggunaan Bandara Hang Nadim sebagai titik keberangkatan langsung jemaah haji dan umroh akan lebih efisien dan efektif.
Ansar juga menyoroti fenomena masyarakat Kepri yang masih memilih berangkat umroh melalui Singapura dan Malaysia. Menurutnya, hal ini perlu dievaluasi agar seluruh jemaah Indonesia dapat diberangkatkan dari negaranya sendiri. Ia berharap biaya umroh dapat lebih terjangkau, termasuk penghapusan pajak tambahan, sehingga umat benar-benar dapat melaksanakan ibadah melalui fasilitas resmi di Indonesia.
Literasi Masyarakat dan Target Porsi Haji
Plt Direktur Utama BRKS, Helwin Yunus, menekankan pentingnya literasi masyarakat terkait prosedur dan pembiayaan ibadah haji. Ia menyebut target porsi haji BRK sebanyak 2.482 sudah terpenuhi seluruhnya, sementara masa tunggu haji di Kepri mencapai 25 tahun. Dengan masa tunggu yang cukup lama, persiapan yang matang sangat penting. BRKS berkomitmen mengelola dana haji secara transparan, akuntabel, profesional, dan sesuai prinsip syariah.
Deputi Penghimpunan BPKH, Juni Suprianto, menambahkan bahwa Safari Haji menjadi sarana sosialisasi kebijakan terbaru sekaligus memperkuat sinergi dengan BRK Syariah. Ia juga memperkenalkan Program Haji Muda yang menyasar generasi milenial agar mendaftar sejak dini. Mayoritas pendaftar saat ini berusia di atas 40 tahun, padahal perencanaan sejak usia muda memberi peluang kesehatan dan kesiapan keuangan yang lebih baik. Dengan waktu tunggu 20–25 tahun, setoran angsuran pelunasan bisa dicicil sejak awal sehingga tidak membebani jemaah menjelang keberangkatan.
Memperkuat Ekosistem Perhajian di Kepri
Safari Haji bukan hanya wadah sosialisasi, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat ekosistem perhajian di Kepri. Dengan komitmen bersama, Kepri siap berperan lebih besar dalam mendukung penyelenggaraan haji dan umroh nasional. Melalui inisiatif-inisiatif seperti program haji muda dan pengembangan infrastruktur seperti Bandara Hang Nadim, Kepri berkomitmen untuk memberikan layanan haji dan umroh yang lebih baik dan lebih efisien bagi masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!