Perhatikan Rekomendasi Saham AALI di Tengah Naiknya Harga CPO

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Proyeksi Kinerja Positif Astra Agro Lestari hingga Akhir Tahun 2025

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) diproyeksikan mencatat kinerja yang positif hingga akhir tahun 2025. Hal ini didorong oleh kenaikan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang berada di atas MYR 4.000 per ton. Perkembangan ini memberi dampak signifikan terhadap rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) perusahaan.

Corporate Secretary Astra Agro Lestari, Tingning Sukowignjo, menjelaskan bahwa kenaikan harga CPO global secara langsung memengaruhi ASP AALI. Berdasarkan data dari Trading Economics, harga CPO saat ini berada pada level MYR 4.347 per ton. Sementara itu, harga rata-rata CPO di pasar Rotterdam mencapai US$ 1.187 per ton pada semester I-2025, meningkat dibandingkan dengan US$ 1.084 per ton di akhir tahun 2024.

Akibatnya, ASP AALI naik dari Rp 12.883 per kilogram di akhir tahun 2024 menjadi Rp 14.268 per kilogram pada semester I-2025. Tingning menambahkan bahwa kenaikan harga CPO ini juga dipengaruhi oleh stagnasi produksi minyak kelapa sawit di Indonesia yang telah berlangsung selama lima tahun terakhir.

Kenaikan Permintaan dan Tantangan Produksi

Menurut data Oil Loan, konsumsi CPO di pasar global sudah mencapai 80 juta ton sepanjang tahun. Sementara produksi CPO hanya sekitar 79 juta ton pada akhir tahun lalu. Dengan meningkatnya permintaan global, AALI optimis akan pertumbuhan permintaan CPO di masa depan.

Namun, Tingning menyebutkan bahwa perusahaan tetap menghadapi tantangan dalam meningkatkan produktivitas agar bisa memenuhi kebutuhan pasar. Untuk itu, AALI fokus pada peningkatan produksi melalui strategi replanting tanaman sawit.

Direktur PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo Adi Joe, menilai bahwa kinerja AALI masih prospektif selama harga CPO global tetap tinggi. Ia menekankan pentingnya menjaga produksi di tahun ini, terutama terkait aksi replanting yang dilakukan.

Penggunaan Dana Investasi untuk Peningkatan Produksi

Di semester I-2025, AALI telah menyerap belanja modal (capital expenditure / capex) sebesar Rp 250 miliar. Rincian penggunaannya adalah sebagai berikut:

  • 65% digunakan untuk tanaman
  • 10% untuk pabrik dan pelabuhan
  • 25% untuk non-tanaman

Meskipun demikian, serapan capex AALI hingga Juni 2025 masih di bawah target anggaran. AALI menganggarkan capex sebesar Rp 1,4 triliun hingga Rp 1,5 triliun di tahun 2025. Salah satu tujuannya adalah untuk replanting tanaman sawit.

Kiswoyo menjelaskan bahwa penggunaan dana capex yang belum sesuai target kemungkinan disebabkan oleh aksi replanting yang harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mengganggu produksi. Selain itu, faktor cuaca seperti curah hujan tinggi juga dapat memengaruhi biaya operasional seperti pengairan dan pupuk.

Prospek Keuntungan dan Rekomendasi Analis

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo Wibowo, memproyeksikan bahwa prospek AALI di sisa tahun 2025 masih memiliki potensi tumbuh. Hal ini didukung oleh ASP yang stabil, permintaan ekspor ke India dan China, serta momentum musiman seperti perayaan Diwali yang meningkatkan permintaan minyak nabati.

Dari sisi domestik, kebijakan biodiesel seperti B40 dan B50 juga menjadi katalis positif. Meski demikian, kebijakan B50 yang lebih banyak diserap oleh pasar domestik dapat mengurangi porsi ekspor Indonesia, sehingga mengurangi pendapatan bea ekspor.

Evaluasi Harga Saham dan Rekomendasi

Kiswoyo menilai bahwa valuasi saham AALI masih relatif murah, dengan price to book value (PBV) sebesar 0,67x dan price to earning ratio (PER) sebesar 10,90x. Saat ini, saham AALI telah naik sebesar 28,23% sejak awal tahun (year to date / YTD).

Kiswoyo merekomendasikan strategi buy on weakness untuk AALI dengan target harga Rp 9.000 per saham di akhir tahun 2025. Sementara itu, Azis menilai PER AALI masih undervalue, dengan PER sebesar 11,35x dan rata-rata PER lima tahun sebesar 13,94x. Ia juga merekomendasikan beli saham AALI dengan target harga Rp 9.200 per saham.