
Pidato Panjang Presiden AS di Sidang Majelis Umum PBB
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan pidato yang berlangsung selama 56 menit dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Pidato ini jauh melebihi batas waktu yang diberikan oleh PBB, yaitu 15 menit. Dalam pidatonya, Trump menyampaikan berbagai pandangan dan klaim terkait pencapaian negaranya serta isu-isu global.
Teleprompter dan Kebanggaan Nasional
Trump memulai pidatonya dengan candaan mengenai teleprompter yang sempat mengalami masalah. Ia menyatakan bahwa orang yang mengoperasikan perangkat tersebut sedang dalam masalah besar. Dalam kesempatan ini, ia menegaskan bahwa AS saat ini berada pada masa kejayaannya. Trump menyebut negaranya sebagai "the hottest country in the world" atau negara paling "panas" di dunia. Ia juga menyatakan bahwa AS sedang menikmati masa keemasannya.
Dalam penjelasannya, Trump menyebutkan sejumlah pencapaian seperti meningkatnya investasi, inflasi yang rendah, harga bensin yang stabil, serta perjanjian dagang yang menurutnya sangat penting setelah penerapan tarif global yang besar-besaran.
Isu Perang dan Konflik Global
Trump mengklaim bahwa dirinya telah berhasil mengakhiri tujuh perang selama masa jabatannya. Mengenai konflik global, ia menilai bahwa perang di Ukraina akan menjadi yang paling mudah untuk diselesaikan. Terkait situasi di Gaza, Trump mendesak pihak-pihak yang sedang bernegosiasi agar segera mencapai gencatan senjata. Ia juga menekankan pentingnya pembebasan para sandera.
Mengenai pengakuan negara Palestina oleh beberapa negara Barat, Trump menyebut langkah tersebut sebagai "hadiah" bagi Hamas. Hal ini menunjukkan pandangan kritisnya terhadap pengakuan tersebut.
Lingkungan dan Energi Terbarukan
Dalam isu lingkungan, Trump kembali menolak ancaman perubahan iklim. Ia menyatakan bahwa energi terbarukan seperti angin dan surya adalah bagian dari penipuan energi hijau yang lebih mahal dibandingkan energi fosil. Trump menegaskan bahwa perubahan iklim adalah "penipuan terbesar yang pernah dilakukan terhadap dunia", sebuah pandangan yang sering menuai kontroversi.
Ia menuduh bahwa kebijakan energi terbarukan justru lebih mahal dibandingkan energi fosil. Pendapat ini menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan lingkungan yang diambil oleh banyak negara.
Isu Imigrasi
Trump kemudian membahas isu imigrasi. Ia mengkritik kebijakan imigrasi yang longgar, yang menurutnya membuat negara-negara yang menghargai kebebasan semakin memudar. Di satu sisi, ia bahkan mempertanyakan kembali tujuan PBB. Trump menuding lembaga internasional tersebut ikut mendanai krisis migrasi global.
Ia menyatakan bahwa "Anda membutuhkan perbatasan yang kuat dan sumber energi tradisional jika ingin menjadi hebat lagi." Ini menunjukkan pendirian kerasnya terhadap kebijakan imigrasi dan kebijakan energi.
Tarif dan Kepemimpinan AI
Trump juga menyentuh kebijakan tarif yang diterapkan AS. Menurutnya, tarif digunakan sebagai alat untuk melindungi kedaulatan dan keamanan nasional. Ia menuduh sejumlah negara melanggar aturan perdagangan global dan merugikan negara lain yang taat aturan.
Di akhir pidatonya, Trump mengumumkan rencana AS untuk memimpin upaya internasional menegakkan Konvensi Senjata Biologis. Ia menyebut inisiatif ini akan menggunakan sistem verifikasi berbasis artificial intelligence (AI), menunjukkan kepercayaannya terhadap teknologi sebagai alat utama dalam diplomasi global.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!