
Spanyol Mengumumkan Embargo Senjata Total terhadap Israel
Pada hari Selasa, pemerintah Spanyol mengumumkan keputusan untuk menerapkan embargo senjata "total" terhadap Israel. Keputusan ini menandai langkah signifikan dalam upaya memperkuat tekanan terhadap pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, terkait dengan tindakan yang dianggap sebagai pembantaian warga Palestina di wilayah Gaza.
Menteri Ekonomi Spanyol, Carlos Cuerpo, menyatakan bahwa keputusan tersebut merupakan bukti komitmen pemerintah dan kepemimpinan internasional Spanyol dalam menjaga hak asasi manusia. Hal ini dilaporkan oleh media lokal seperti El Pais, meskipun informasi tersebut tidak disebutkan secara eksplisit sumbernya.
Embargo senjata yang diberlakukan ini melampaui pembatasan sebelumnya yang bersifat parsial. Kini, larangan mencakup ekspor senjata, transit bahan bakar, serta impor produk dan jasa dari wilayah pendudukan. Langkah ini juga menjadi bentuk dukungan terhadap pernyataan-pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Spanyol terkait konflik di kawasan Timur Tengah.
Sebagai bagian dari koalisi pemerintah, partai politik sayap kiri Sumar menyambut keputusan ini sebagai langkah penting. Menurut pernyataan mereka, Spanyol kini menjadi negara pertama yang melarang ekspor senjata, transit bahan bakar, dan impor, yang berpotensi membuka jalan bagi Uni Eropa untuk mengambil sikap serupa.
Namun, tidak semua pihak merasa puas dengan waktu pelaksanaan embargo. Ione Belarra, pemimpin partai Podemos, mengkritik bahwa langkah ini datang terlambat. Ia menegaskan bahwa embargo seharusnya diberlakukan sebelum kejahatan perang terjadi, bukan setelah 60.000 korban tak berdosa tercatat.
Di sisi lain, partai oposisi konservatif Partai Rakyat (PP) masih belum menunjukkan dukungan yang jelas terhadap embargo senjata. Juru bicara parlemen Ester Munoz mengatakan bahwa partainya akan menunggu untuk melihat teks dekrit kerajaan sebelum menentukan posisi resmi.
Munoz juga memperingatkan potensi risiko terhadap keamanan Spanyol. Ia menyoroti bahwa banyak komponen yang digunakan oleh pasukan keamanan Spanyol berasal dari Israel. Ia menekankan bahwa masalah ini tidak boleh dianggap remeh, karena memiliki kompleksitas yang tinggi.
Sementara itu, juru bicara pemerintah sekaligus Menteri Pendidikan Pliar Alegria menegaskan kembali posisi Spanyol dalam mengakui Palestina. Ia mengingatkan bahwa Perdana Menteri Pedro Sanchez telah menyatakan dukungan terhadap Palestina pada Mei lalu, dan sekarang banyak negara lain seperti Prancis, Portugal, Kanada, Inggris, dan Australia mengikuti langkah serupa.
Alegria menekankan bahwa Spanyol telah memainkan peran penting sejak awal dalam mendukung solusi dua negara, yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina.
Sebelumnya, Spanyol telah meluncurkan paket sanksi sembilan poin terhadap Israel pada 9 September. Namun, pemerintah memutuskan untuk menunda persetujuan embargo senjata penuh dan langkah-langkah terkait karena alasan teknis dan hukum hingga hari Selasa. Keputusan ini menunjukkan bahwa pemerintah Spanyol sedang melakukan evaluasi mendalam terkait dampak dari kebijakan tersebut.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!