Survei: Banyak Puas dengan SPMB, Meski DPR Temukan Kecurangan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penilaian Positif terhadap Pelaksanaan SPMB

Survei yang dilakukan oleh Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa puas dengan pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang mulai diterapkan pada tahun ini. Dibandingkan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), SPMB dinilai lebih baik dan sesuai dengan harapan masyarakat.

Dalam survei tersebut, 9 dari 10 responden menyatakan bahwa pelaksanaan SPMB berjalan dengan baik. Mereka juga melihat adanya peningkatan dalam pemerataan akses pendidikan (63,7 persen), transparansi seleksi (50,9 persen), serta pengurangan dominasi sekolah favorit (49,8 persen). Manajer Riset dan Analitik KIC, Satria Triputra Wisnumurti, menjelaskan bahwa responden menganggap SPMB mampu meningkatkan pemetaan akses layanan pendidikan, memperjelas kuota jumlah pendaftar, dan mengurangi dominasi sekolah tertentu.

Skor rata-rata kepuasan responden terhadap SPMB mencapai 3,26, yang termasuk kategori “Baik”. Aspek yang paling tinggi adalah ketiadaan biaya selama proses (3,46), diikuti oleh transparansi hasil seleksi (3,31) dan kejelasan waktu pelaksanaan (3,30). Namun, aspek penilaian terendah terkait kompetensi panitia dan kemudahan prosedur SPMB.

Satria juga menyebutkan bahwa responden yang anaknya diterima di sekolah negeri lebih puas dibandingkan yang diterima di sekolah swasta. Meski demikian, ia mengakui bahwa kurangnya sosialisasi dan kendala teknis menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan SPMB.

Tantangan dan Harapan Responden

Menurut Satria, faktor utama penyebab ketidakpuasan terhadap SPMB adalah sosialisasi yang kurang memadai (24,9 persen) dan kendala teknis pelaksanaan. Responden berharap perbaikan sistem dapat fokus pada kemudahan proses, transparansi, keadilan, serta sosialisasi yang lebih jelas dan masif.

Penelitian KIC dilakukan melalui riset kualitatif dan kuantitatif. Untuk riset kuantitatif, survei online dilakukan terhadap 1.074 responden antara 1-22 Agustus 2025. Responden terdiri dari orang tua murid pendaftar SPMB SMP (399 responden), orang tua murid pendaftar SPMB SMA (314), dan orang tua murid pendaftar lainnya (361). Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling dan purposive sampling.

Lokasi responden tersebar di Sumatera (18,5 persen), Jawa (65,5 persen), Kalimantan (4,7 persen), Bali Nusa (4,2 persen), Sulawesi (4,9 persen), dan Maluku-Papua (2,0 persen). Sementara itu, riset kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap enam pemangku kepentingan, seperti orang tua murid, guru, kepala sekolah, dan pengamat pendidikan.

Temuan Ke curangan dalam SPMB

Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian Irfani, mengungkapkan bahwa Komisi X masih menemui beberapa kecurangan dalam pelaksanaan SPMB, terutama pada jalur prestasi dan domisili. Menurutnya, ada orang tua yang bekerja sama dengan guru untuk mengatur nilai siswa sejak semester pertama hingga kelima. Bahkan, ada siswa yang nilainya sempurna (100) untuk empat mata pelajaran, sehingga total nilainya mencapai 2.000 dalam lima semester.

Di jalur zonasi, juga ditemukan kecurangan seperti siswa yang mendaftar bukan dari rumah, tetapi dari lokasi dekat sekolah. Sampai saat ini, kecurangan yang ditemukan hanya terjadi di jalur prestasi dan domisili. Meski demikian, Lalu menilai bahwa SPMB adalah formula yang paling pas dalam penerimaan siswa baru, namun kelemahan ini harus diperbaiki ke depan.

Masih Ada Kekurangan dalam SPMB

Direktur Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Winner Jihad Akbar, mengakui bahwa SPMB yang baru saja dimulai pada pertengahan tahun ini masih memiliki banyak kekurangan. Hal ini menjadi tugas bagi Kemendikdasmen agar di masa mendatang SPMB bisa lebih baik lagi.

Contoh kekurangan yang terlihat adalah ketimpangan kualitas sekolah dan kurangnya layanan internet di beberapa daerah. Winner berharap pemerintah akan terus meningkatkan kualitas sekolah dan guru untuk mengurangi ketimpangan. Selain itu, ia menyoroti pentingnya sosialisasi yang minim karena waktu singkat dari kebijakan ditetapkan hingga pelaksanaan. Winner berharap sosialisasi SPMB 2026/2027 bisa dilakukan sejak akhir tahun ini.

Pengamat Pendidikan Tamansiswa, Ki Darmaningtyas, memberikan apresiasi terhadap survei yang dilakukan KIC. Ia menilai bahwa perubahan PPDB menjadi SPMB lebih tepat karena istilah "murid" lebih bagus dibandingkan "peserta didik". Saat ini, sejumlah kalangan juga tengah memperjuangkan revisi UU Sisdiknas agar kata "murid" dan "guru" dimasukkan dalam undang-undang tersebut.