
Perkembangan Harga Komoditas Energi di Akhir September 2025
Harga komoditas energi menutup perdagangan akhir bulan September 2025 dengan tren penguatan yang signifikan. Berbagai jenis energi seperti minyak mentah, batu bara, dan gas alam mengalami perubahan harga yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal maupun internal.
Pergerakan Harga Minyak Mentah
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik sebesar 0,32% pada hari terakhir bulan September, mencapai US$ 65,19 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent juga mengalami kenaikan sebesar 0,36%, berada di posisi US$ 69,67 per barel. Kenaikan ini menunjukkan bahwa permintaan global terhadap minyak mentah masih stabil, meskipun ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi pergerakannya.
Pergerakan Harga Batu Bara
Sementara itu, harga batu bara mengalami lonjakan tajam sebesar 1,29%, mencapai US$ 106,4 per ton. Lonjakan ini didorong oleh permintaan yang meningkat di beberapa wilayah, meski secara umum pasar batu bara sedang menghadapi tekanan dari transisi menuju sumber energi bersih.
Pergerakan Harga Gas Alam
Berbeda dengan minyak mentah dan batu bara, harga gas alam mengalami penurunan sebesar 0,56% menjadi US$ 3,177 per MMBtu. Namun, secara mingguan, harga gas alam masih mencatat kenaikan yang cukup besar, yaitu sebesar 10,01%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan harian, permintaan terhadap gas alam tetap tinggi.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Energi
Menurut pendapat Wahyu Laksono, founder Traderindo, tren penguatan harga energi saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk faktor jangka pendek dan musiman. Ia menyebutkan bahwa ketegangan geopolitik bisa memengaruhi rantai pasok minyak mentah, sehingga mendorong premi risiko harga.
Selain itu, faktor musiman juga berperan dalam pergerakan harga gas alam. Permintaan biasanya meningkat seiring datangnya musim dingin di belahan bumi utara. Selain itu, inflasi dan kenaikan biaya logistik juga bisa memberikan tekanan terhadap harga energi.
Prediksi Harga Energi Hingga Akhir Tahun
Wahyu Laksono memberikan prediksi mengenai perkembangan harga energi hingga akhir tahun 2025. Untuk minyak WTI, ia memperkirakan harga akan bergerak di kisaran US$ 60–65 per barel. Harga batu bara diperkirakan berada di rentang US$ 95–105 per ton, seiring kelebihan pasokan dan dorongan global menuju energi bersih.
Sementara itu, harga gas alam diperkirakan akan mengalami kenaikan secara musiman, hingga menembus US$ 3,50 per MMBtu. Pergerakan harga gas alam sangat dipengaruhi oleh permintaan LNG di Eropa dan Asia, serta tingkat produksi di Amerika Serikat.
Dampak Terhadap Pasar Energi
Dari sisi sentimen pasar, keputusan OPEC+ dan tambahan pasokan dari produsen non-OPEC+ akan menjadi faktor penting yang akan memengaruhi harga energi. Selain itu, kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global juga bisa memengaruhi permintaan energi.
Untuk batu bara, permintaan lesu dari China dan India bisa menjadi sentimen bearish. Sementara itu, transisi energi ke sumber bersih juga perlahan mengurangi kebutuhan batu bara secara struktural.
Kondisi cuaca ekstrem juga bisa menjadi pemicu tambahan bagi pergerakan harga gas alam. Oleh karena itu, para pemain pasar perlu terus memantau perkembangan situasi tersebut untuk dapat mengambil keputusan yang tepat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!