
Startup Indonesia Masuk Final Lee Kuan Yew Global Business Plan Competition
Tiga startup asal Indonesia, yaitu Oculab, Qarbontech, dan Mooapps Agriculture Technology, berhasil menjadi finalis dalam ajang Lee Kuan Yew Global Business Plan Competition (LKYGBPC) edisi ke-12. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Singapore Management University (SMU) setiap dua tahun sekali. Tahun ini, terdapat 60 finalis global yang berkompetisi memperebutkan total hadiah senilai S$ 2,5 juta atau sekitar Rp 32,27 miliar (kurs Rp 12.911 per dolar Singapura).
Hadiah yang ditawarkan mencakup uang tunai, dukungan non-tunai, serta program mentorship dari mitra ternama seperti Antler, Indorama Ventures, Sino Group, dan The GEAR by Kajima. Kompetisi ini mencatat rekor baru dengan jumlah peserta sebanyak 1.572 dari 91 negara.
Selain kompetisi bisnis plan, SMU juga meluncurkan program akselerator pertama yang diberi nama Urban SustaInnovator (USI). Program ini bertujuan untuk mengembangkan solusi perkotaan dan keberlanjutan. USI dirancang untuk mengumpulkan dan membina startup inovatif di bidangnya, sekaligus memperkuat posisi SMU sebagai pusat pengembangan deep tech dan pintu gerbang penting menuju ekosistem inovasi serta kewirausahaan Asia.
Peran SMU dalam Pengembangan Inovasi
Vice President of Partnerships and Engagement SMU sekaligus Chair USI Programme Management Council, Profesor Lim Sun, menjelaskan bahwa peluncuran USI mencerminkan komitmen SMU untuk mengubah riset dan inovasi menjadi dampak nyata. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan mitra strategis dalam menghadapi tantangan global yang semakin mendesak.
Program USI juga menjadi jembatan antara talenta startup global dengan ekosistem Singapura. Dengan demikian, dapat lahir solusi revolusioner untuk masa depan yang berkelanjutan. Selain itu, USI juga mendorong pertukaran pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kerja lokal.
Singapura menunjukkan komitmen kuat terhadap inovasi. Dalam 2025 Global Startup Ecosystem Index versi StartupBlink, Singapura berada di posisi keempat dunia, naik 12 peringkat sejak 2020. Selain itu, Singapura menguasai hampir 60% arus pendanaan modal ventura di Asia Tenggara.
Solusi untuk Tantangan Perkotaan
Urban SustaInnovator hadir di tengah berbagai tantangan perkotaan, mulai dari dekarbonisasi, transisi energi, hingga pembangunan dan mobilitas berkelanjutan. Program ini juga menjawab isu meningkatnya biaya akibat minimnya aksi terhadap perubahan iklim. Sejalan dengan Singapore Green Plan 2030, USI hadir untuk mengarahkan inovasi dalam menjawab kebutuhan tersebut.
USI menjadi akselerator global pertama di Singapura yang fokus pada pengembangan solusi terobosan di bidang perkotaan dan keberlanjutan. Program ini diselenggarakan oleh SMU Institute of Innovation & Entrepreneurship (IIE) dengan durasi 12 bulan dan format hybrid non-residential. Program ini terbuka bagi startup yang memenuhi syarat dari seluruh dunia.
Kolaborasi dengan Mitra Strategis
USI didukung oleh kolaborasi antara institusi publik dan swasta, termasuk A*STAR, Antler, Building Construction Authority, Energy Market Authority, ST Engineering, The GEAR by Kajima, TRIREC, dan Wavemaker Partners. SMU konsisten mendukung pertumbuhan startup berbasis keberlanjutan. Hampir 40% startup dari inkubator SMU IIE, Business Innovations Generator, berfokus pada solusi yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) PBB.
Dalam lima tahun terakhir, startup tersebut berhasil menghimpun pendanaan lebih dari S$1,15 miliar atau sekitar Rp 14,84 triliun.
Kontribusi Perusahaan Swasta
President Urban Solutions at ST Engineering Singapura, Gareth Tang, menyampaikan bahwa partisipasi perusahaan dalam program USI berangkat dari komitmen untuk menjawab tantangan mendesak yang dihadapi perkotaan saat ini. Menurutnya, ST Engineering siap memberikan skala, keahlian mendalam, serta akses ke lingkungan nyata guna membantu mitra startup dalam memvalidasi, menyempurnakan, dan mengembangkan solusi berkelanjutan di bidang perkotaan.
Kesempatan untuk berkolaborasi bersama para inovator berani ini akan memberi inspirasi, membuka peluang baru, dan memperkuat ekosistem. Bersama-sama, mereka dapat menciptakan dampak nyata bagi kota dan masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!