
Kritik Terhadap Agenda Energi Hijau oleh Mantan Presiden AS
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan pernyataan yang mengejutkan dalam sesi Debat Umum PBB ke-80. Dalam pidatanya, ia menyebut agenda transformasi menuju energi hijau sebagai penipuan yang akan berujung pada kegagalan sebuah negara. Trump menegaskan bahwa jika negara-negara tidak segera keluar dari "penipuan energi hijau", maka negara tersebut akan mengalami kegagalan.
“Saya katakan, kalau kalian tidak segera keluar dari penipuan energi hijau ini, negara kalian akan gagal,” ujarnya saat berbicara di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat. Pernyataan ini disampaikannya dengan nada tegas dan penuh keyakinan.
Trump juga menyoroti peringatan PBB pada tahun 1989 yang menyatakan bahwa dalam satu dekade, pemanasan global akan membuat seluruh negara lenyap. Namun, ia menilai peringatan tersebut tidak pernah terjadi. Ia menunjuk isu pendinginan global pada masa 1920-an dan 1930-an sebagai contoh lain dari klaim yang tidak akurat.
“Lalu mereka bilang pemanasan global yang akan menghancurkan dunia. Tapi kemudian suhu mulai menurun lagi. Jadi sekarang mereka menyebutnya 'perubahan iklim', karena dengan istilah itu, mereka tidak mungkin salah,” tambahnya.
Trump menyerukan agar tidak ada lagi istilah “pemanasan global” maupun “pendinginan global”. Menurutnya, istilah-istilah tersebut hanya ramalan yang dibuat oleh PBB dan pihak lainnya dengan motif yang tidak baik—dan semua itu salah. Ia menilai bahwa ramalan-ramalan ini dibuat oleh orang-orang bodoh yang membuat negara mereka kehilangan kekayaan dan tidak memberi peluang untuk sukses.
“Dan saya tidak mengatakannya untuk menyombong, tapi memang benar. Saya memang benar soal semuanya. Dan saya katakan, kalau kalian tidak segera keluar dari penipuan energi hijau ini, negara kalian akan gagal,” ujarnya dengan tegas.
Dalam sesi Debat Umum, Trump berada pada nomor urut ketiga sebagai Kepala Negara yang berbicara. Namun, ia melebihi waktu yang ditetapkan oleh PBB. Setiap negara hanya diberikan waktu berbicara selama 15 menit, namun Trump berbicara lebih dari 50 menit. Ia bahkan tidak menghiraukan lampu merah yang berkedip di hadapannya—pertanda waktu untuk berbicara telah habis.
Selain Trump, Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, juga hadir dan menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum. Ia berbicara pada urutan ketiga setelah Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pidato Prabowo menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan global, termasuk isu lingkungan dan energi.
Pernyataan Trump dalam Debat Umum PBB menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap pendekatan yang diambil oleh komunitas internasional dalam menghadapi perubahan iklim. Meski demikian, banyak pihak tetap percaya bahwa langkah-langkah transisi menuju energi hijau adalah langkah penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan ekonomi global.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!