
Penanganan Virus Jembrana pada Sapi Bali di Kabupaten Kepulauan Mentawai
Kabupaten Kepulauan Mentawai kini sedang menghadapi wabah Virus Jembrana yang menyerang sapi bali. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Provinsi Sumatra Barat segera merespons situasi ini dengan melakukan tindakan cepat, termasuk vaksinasi terhadap hewan ternak tersebut.
Kepala Disnak Keswan Sumbar, Sukarli, menjelaskan bahwa virus ini hanya menyerang sapi bali, sehingga penting untuk dilakukan vaksinasi secara berkala. Vaksinasi dianjurkan dilakukan minimal satu kali setahun, namun ketersediaannya terbatas karena hanya diproduksi oleh Pusvetma. Pada tahun ini, alokasi vaksin mencapai 2.000 dosis, tetapi saat ini telah habis.
Menyadari adanya kasus di Mentawai, Disnak Keswan segera mengajukan permintaan vaksin ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH). Sejak Senin kemarin, pelayanan vaksinasi khususnya di Sipora, yang menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, telah dimulai.
Pada hari Minggu lalu, 500 dosis vaksin telah sampai di Mentawai dan vaksinasi segera dilakukan. Proses ini masih berlangsung hingga saat ini, dengan harapan penyebaran virus dapat segera dikendalikan. Sukarli menyampaikan bahwa upaya ini dilakukan agar tidak ada lagi kasus kematian sapi bali akibat penyakit ini.
Peran Balai Veteriner Bukittinggi dalam Penanganan Wabah
Balai Veteriner (BVet) Bukittinggi, yang merupakan bagian dari Disnak Keswan Sumbar, bertanggung jawab atas distribusi vaksin ke wilayah yang terkena dampak Virus Jembrana. Mereka memastikan bahwa vaksin tersalurkan dengan cepat dan tepat sasaran. Selain itu, petugas kesehatan hewan juga turut serta dalam proses pengawasan dan pencegahan penyebaran virus.
Proses vaksinasi dilakukan dengan pendekatan yang sistematis. Setiap hewan ternak yang terindikasi terkena virus akan segera ditangani, sementara yang belum terinfeksi diberi vaksin sebagai langkah pencegahan. Hal ini diharapkan mampu mengurangi risiko penyebaran lebih lanjut.
Tanggapan dari Masyarakat dan Pemimpin Wilayah
Sebelumnya, Kepala Desa Sipora Jaya, Lutfianto, melaporkan bahwa pada Sabtu (20/9/2025), terdapat 21 ekor sapi bali yang mati akibat Virus Jembrana. Ia memohon bantuan dinas terkait untuk membantu menangani situasi ini. Menurutnya, jumlah sapi bali di desa tersebut diperkirakan melebihi 100 ekor, sehingga kondisi ini sangat mengkhawatirkan.
Lutfianto menyampaikan rasa syukur atas kehadiran vaksin yang telah tiba dan tindakan cepat dari petugas kesehatan hewan. Ia berharap dengan vaksinasi yang dilakukan, jumlah kasus kematian bisa diminimalkan dan masyarakat dapat kembali tenang.
Langkah-Langkah Pencegahan yang Dilakukan
Beberapa langkah pencegahan telah diambil untuk menghindari penyebaran Virus Jembrana:
- Vaksinasi rutin: Dengan vaksin yang tersedia, peternak diwajibkan memberikan vaksin setahun sekali.
- Pengawasan intensif: Petugas kesehatan hewan terus melakukan pemantauan terhadap populasi sapi bali di wilayah terdampak.
- Peningkatan kesadaran masyarakat: Melalui sosialisasi dan edukasi, masyarakat diajarkan cara mengenali gejala awal penyakit dan cara menghindari penularan.
- Kolaborasi antar lembaga: Disnak Keswan bekerja sama dengan instansi lain untuk mempercepat penanganan wabah dan meningkatkan efisiensi distribusi vaksin.
Tantangan dalam Penanganan Wabah
Meskipun sudah ada upaya penanganan, beberapa tantangan masih dihadapi. Salah satunya adalah keterbatasan jumlah vaksin yang tersedia. Meski alokasi 2.000 dosis telah habis, Disnak Keswan terus berupaya memperoleh tambahan vaksin dari sumber lain.
Selain itu, akses ke daerah terpencil seperti Sipora juga menjadi kendala. Untuk mengatasi hal ini, petugas kesehatan hewan harus melakukan perjalanan jauh dan memastikan vaksin tersimpan dalam kondisi yang optimal selama transportasi.
Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, peternak, dan petugas kesehatan hewan, diharapkan wabah Virus Jembrana dapat segera dikendalikan dan tidak menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat peternak.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!