Warga Menolak Pembangunan SUTET 50 Meter di Tanjung Priok

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Warga Jakarta Utara Menolak Pembangunan SUTET di Lingkungan Tinggal Mereka

Warga di wilayah Jalan Bakti, RT 06, RW 09, Tower 15, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, menunjukkan penolakan terhadap proyek pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang sedang berlangsung. Proyek ini menimbulkan kekhawatiran dari masyarakat setempat, khususnya karena dampak lingkungan dan kesehatan yang bisa terjadi.

Pada hari Selasa (23/9/2025), warga melakukan aksi demonstrasi untuk menyampaikan keberatan mereka. Dalam aksi tersebut, mereka bertemu dengan pengawas proyek serta beberapa pihak terkait seperti Kasatpol PP dan Kanit intel Polres. Hal ini menunjukkan bahwa isu ini tidak hanya menjadi perhatian warga, tetapi juga pihak berwenang.

Salah satu warga, Dimas (47 tahun), mengungkapkan bahwa pembangunan SUTET ini sudah dimulai sejak tahun 2024. Namun, ia menilai bahwa proses pembangunan dilakukan tanpa adanya sosialisasi yang cukup kepada masyarakat sekitar. “Kita sudah protes sebelum-sebelumnya. Tidak ada sosialisasi dan konsultasi publik juga sebelumnya,” ujarnya.

Menurut Dimas, warga merasa tidak diberi informasi yang jelas mengenai rencana pembangunan SUTET ini. Padahal, proyek ini akan memiliki tinggi sekitar 50 meter dan tegangan hingga 500 Kilovolt (KV). Keberadaan SUTET ini dinilai sangat berisiko bagi lingkungan dan kesehatan penduduk sekitar.

Selain itu, pembangunan SUTET juga sering kali dilakukan secara diam-diam, sehingga memicu ketidakpuasan warga. "Bahkan, pembangunan tersebut seringkali dilakukan secara sembunyi-sembunyi dari warga," tambah Dimas.

Keberadaan SUTET ini disebut akan memberikan dampak langsung pada lingkungan hidup warga terdampak. Selain itu, debu dan suara bising yang muncul selama proses pembangunan sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari warga.

Dari data yang dikumpulkan, sekitar 210 rumah dan 625 jiwa tercatat sebagai warga yang terdampak oleh proyek ini. Oleh karena itu, warga memutuskan untuk melakukan demo guna menyampaikan penolakan mereka terhadap pembangunan SUTET tersebut.

Dalam pertemuan yang berlangsung, warga sepakat untuk bertemu dengan pihak PLN pada Jumat, 26 September 2025 mendatang. Kesepakatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mencari solusi yang lebih baik bagi masyarakat setempat.

“Insyaallah warga akan buat pertemuan di hari Jumat dengan pihak PLN, jadi kesepakatan tadi adalah proyek berhenti sampai ada kesepakatan dengan warga, semoga saja PLN dan kontraktornya tidak main colong-colongan,” ujar Dimas dengan harapan agar semua pihak dapat bekerja sama secara transparan dan menjaga kepentingan masyarakat.