
Investor Asing Melakukan Aksi Jual Bersih di Pasar Modal
Pada perdagangan Kamis, 2 Oktober 2025, investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp1,42 triliun. Data resmi menunjukkan bahwa penjualan mencapai Rp1,37 triliun di pasar reguler dan Rp54,40 miliar di pasar negosiasi. Meskipun terjadi tekanan jual yang besar dari pihak asing, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru ditutup menguat sebesar 0,34% ke level 8.071,08.
Fenomena ini menunjukkan bahwa investor domestik masih kuat dalam menyerap tekanan jual. Aksi beli dari kalangan lokal, khususnya di sektor perbankan dan komoditas, berhasil menjaga stabilitas indeks. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia masih memiliki daya tahan yang cukup baik meskipun menghadapi arus keluar dana asing.
Saham-Saham yang Paling Banyak Dijual oleh Investor Asing
Daftar sepuluh saham dengan net sell terbesar menunjukkan dominasi sektor perbankan, tambang, serta petrokimia. Berikut adalah daftar saham-saham tersebut:
- BBRI (Bank Rakyat Indonesia) – Rp914,51 miliar
- EMTK (Elang Mahkota Teknologi) – Rp190,16 miliar
- BBCA (Bank Central Asia) – Rp184,69 miliar
- ANTM (Aneka Tambang) – Rp149,30 miliar
- MBMA (Merdeka Battery Materials) – Rp142,22 miliar
- BUMI (Bumi Resources) – Rp140,59 miliar
- ARCI (Archi Indonesia) – Rp51,44 miliar
- SMIL (Sarana Mitra Luas) – Rp39,95 miliar
- AMMN (Amman Mineral Internasional) – Rp39,13 miliar
- TPIA (Chandra Asri Petrochemical) – Rp31,64 miliar
Fakta ini menunjukkan bahwa saham-saham unggulan dari sektor perbankan dan komoditas masih menjadi target utama aksi jual dari investor asing. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidakpastian global atau perubahan arah suku bunga.
Arti Outflow Dana Asing bagi Pasar Modal Indonesia
Outflow dana asing dalam jumlah besar biasanya menjadi indikator risiko global yang meningkat. Investor institusi cenderung melakukan rebalancing portofolio saat ada ketidakpastian, baik karena gejolak harga komoditas, pergeseran arah suku bunga global, maupun tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Namun, penguatan IHSG di tengah outflow asing menunjukkan bahwa pasar domestik masih tangguh. Minat beli dari investor lokal menjadi faktor utama penyeimbang. Hal ini juga membuka peluang bagi investor jangka panjang untuk masuk ke saham-saham fundamental kuat yang sedang terkoreksi.
Prediksi Pergerakan Pasar Berikutnya
Jika tekanan jual asing terus berlanjut, sektor perbankan dan komoditas berpotensi melanjutkan koreksi jangka pendek. Namun, jika nilai tukar rupiah stabil dan sentimen global membaik, outflow dapat berbalik menjadi inflow. Investor lokal perlu memperhatikan sinyal makroekonomi, arah kebijakan The Fed, serta tren harga emas dan nikel yang erat kaitannya dengan saham ANTM, MBMA, hingga AMMN.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!