
Perkembangan Modus Penipuan Digital dan Cara Menghindarinya
Di era digital yang semakin maju, aplikasi mobile banking (M-Banking) menjadi salah satu solusi utama dalam melakukan transaksi perbankan. Dengan kecepatan dan kenyamanan yang ditawarkan, pengguna dapat dengan mudah mengakses layanan keuangan dari mana saja dan kapan saja. Namun, di balik kemudahan tersebut, ancaman kejahatan siber juga semakin berkembang, termasuk modus penipuan seperti Social Engineering.
Social Engineering adalah tindakan penipuan yang memanfaatkan kesalahan atau kelalaian korban untuk mendapatkan akses terhadap data pribadi. Di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Indonesia Anti-Scam Center (IASC) mencatat sebanyak 135.397 laporan kasus penipuan digital di sektor keuangan antara November 2024 hingga Mei 2025. Total kerugian yang dilaporkan mencapai Rp2,6 triliun. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang dihadapi pengguna layanan perbankan digital.
Modus Baiting yang Semakin Canggih
Salah satu modus penipuan yang marak digunakan adalah Baiting. Modus ini bekerja dengan memancing korban melalui berbagai bentuk pesan, seperti email, SMS, atau pesan WhatsApp. Pelaku biasanya menawarkan insentif menarik, seperti promo eksklusif atau hadiah tertentu, dengan menyamar sebagai pihak resmi bank atau institusi keuangan terpercaya.
Korban yang tergiur oleh tawaran tersebut akan diarahkan untuk mengunjungi situs palsu atau mengunduh aplikasi yang menyerupai M-Banking asli. Ketika korban memasukkan informasi sensitif seperti username, password, PIN, atau kode OTP, pelaku dapat langsung mengakses akun perbankan dan membobol rekening korban. Selain itu, modus ini juga bisa menyebabkan pencurian data lain di ponsel korban, seperti informasi kartu kredit, daftar kontak, atau file rahasia.
Tips Menghindari Jebakan Baiting
Untuk melindungi akun M-Banking dari modus Baiting, setiap pengguna perlu meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan. Berikut beberapa tips penting:
- Unduh aplikasi hanya dari sumber resmi: Pastikan aplikasi M-Banking hanya diunduh dari Google Play Store atau Apple App Store. Jangan pernah mengklik tautan yang dikirim melalui SMS, email, atau media sosial.
- Periksa keaslian pengirim pesan: Saat menerima pesan yang mencurigakan, cek apakah nomor atau alamat email benar-benar berasal dari pihak bank.
- Jangan sembarangan bagikan data pribadi: Lembaga keuangan tidak pernah meminta informasi seperti PIN, password, atau kode OTP melalui SMS, telepon, atau email. Jika ada yang meminta, abaikan saja.
- Aktifkan fitur keamanan tambahan: Manfaatkan fitur verifikasi dua langkah (2FA) yang tersedia di smartphone. Aktifkan juga fitur keamanan tambahan di aplikasi M-Banking.
- Lapor bank untuk aktivitas mencurigakan: Jika ada transaksi atau permintaan informasi yang tidak biasa, segera hubungi layanan pelanggan bank untuk konfirmasi.
Sistem Perlindungan Berlapis dari BRImo
BRI melalui aplikasi BRImo telah menghadirkan sistem perlindungan berlapis untuk menjaga keamanan data dan transaksi nasabah. Beberapa fitur utama yang disediakan antara lain:
- Enkripsi data: Data terenkripsi sejak keluar dari perangkat hingga masuk ke server.
- Autentikasi ganda (2FA): Memastikan akses hanya dilakukan oleh pengguna sah.
- e-KYC dengan face recognition & liveness check: Memperkuat proses otentikasi.
- Server dan Data Center yang andal: Didukung oleh Security Operation Center (SOC) untuk memantau potensi ancaman siber.
- Fitur Safety Mode saat ganti device: Membatasi transaksi sementara sebagai langkah pencegahan.
- Deteksi dan pencegahan transaksi fraud berbasis AI: Sistem yang terus dikembangkan untuk melindungi nasabah.
- Notifikasi keamanan BRImo: Mencegah adanya malware yang menimpa layar asli, atau disebut overlay.
BRI juga mengimbau nasabah untuk tidak membagikan informasi pribadi seperti OTP dan PIN kepada siapa pun. Hindari klik tautan atau mengunduh aplikasi dari sumber tidak resmi serta jangan melakukan transaksi melalui BRImo saat sedang melakukan hubungan telepon untuk mencegah terjadinya voice phishing.
Keamanan perbankan digital bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kesadaran pengguna dalam menjaga kerahasiaan data. Selalu waspada dan jangan mudah percaya. Jika menemukan informasi yang mencurigakan, segera konfirmasi melalui channel resmi BRI.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!