Sinyal Akuisisi dan Aksi Hero HGII di Proyek Energi Sampah

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Strategi Ekspansi Hero Global Investment Tbk dalam Sektor Energi Terbarukan

PT Hero Global Investment Tbk (HGII), sebuah perusahaan berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), menunjukkan tanda-tanda ekspansi yang agresif. Salah satu langkah strategis yang sedang dipertimbangkan adalah rencana akuisisi proyek pembangkit listrik tenaga sampah atau waste to energy (WtE). Direktur Utama HGII, Robin Sunyoto, menyatakan bahwa perusahaan sedang meninjau peluang pengolahan sampah menjadi energi bersih sebagai bagian dari strategi bisnis jangka panjang.

Menurut Robin, proyek WtE memiliki potensi bisnis yang besar sekaligus memberikan solusi lingkungan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengurangi timbunan sampah kota dan meningkatkan bauran energi baru terbarukan di Indonesia. Namun, ia juga menekankan bahwa proyek ini membutuhkan analisis mendalam sebelum dilakukan investasi.

Peluang Proyek Waste-to-Energy (WtE)

Seiring dengan perkembangan regulasi, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. Selain itu, lelang pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) kemungkinan akan dibuka pada akhir tahun ini.

Robin menyebut bahwa HGII masih mempertimbangkan untuk ikut serta dalam lelang tersebut. Namun, mereka menunggu terbitnya Perpres terkait WtE terlebih dahulu. “Kami sedang menunggu Perpres diterbitkan dan lelang dibuka agar dapat mempelajari persyaratan yang diperlukan,” ujar Robin.

Rencana Akuisisi PLTMH untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi

Selain fokus pada proyek WtE, HGII juga sedang meninjau peluang akuisisi pembangkit listrik mini hidro (PLTMH) yang sudah memiliki perjanjian jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Langkah ini bertujuan untuk mendukung target tambahan kapasitas pembangkit sebesar 100 MW pada 2031 mendatang.

Proses akuisisi saat ini sedang dalam tahap due diligence. Robin menjelaskan bahwa proses ini dilakukan dengan tata waktu yang ketat agar sesuai dengan jadwal yang direncanakan. “Hasil dari proses ini diharapkan positif sehingga dapat mengambil keputusan akuisisi pada akhir tahun 2025,” katanya.

Optimisme Menghadapi Musim Hujan

Seiring dengan aksi korporasi, HGII optimistis mencapai target kinerja semester kedua 2025. Optimisme ini didorong oleh datangnya musim hujan di wilayah hulu aliran sungai yang menjadi sumber pasokan air bagi pembangkit perusahaan.

Robin menyebut bahwa berdasarkan prediksi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan, Sumatera Utara diperkirakan memasuki musim hujan pada September 2025. Di wilayah tersebut, terdapat PLTM Parmonangan 1 dan 2 di Tapanuli Utara, masing-masing dikelola oleh anak usaha HGII, PT Seluma Clean Energy (SCE) dan PT Bina Godang Energi (BGE).

“Musim hujan akan memperbaiki faktor produksi kami, sehingga kinerja semester II diharapkan lebih kuat dengan dukungan potensi hidro di Sumatera yang sangat besar,” kata Robin.

Potensi Energi Hidro di Sumatra

Robin juga menjelaskan bahwa berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, Sumatra memiliki potensi energi hidro terbesar di Indonesia. Sebanyak 47% wilayah di pulau ini sudah memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber listrik. Meski demikian, secara nasional, pemanfaatan potensi hidro baru hanya mencapai sekitar 6%.

“Meskipun begitu hingga akhir tahun, strategi kami adalah memastikan proyek berjalan sesuai rencana serta menjaga disiplin finansial untuk memperkuat kepercayaan investor,” tutup Robin.