Haidar Alwi: Tim Kapolri Dukung Reformsasi, Bukan Lawan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Tim Transformasi Reformasi Polri: Mekanisme Internal untuk Perubahan yang Berkelanjutan

Kehadiran Tim Transformasi Reformasi Polri di tengah upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem kepolisian mendapat perhatian khusus. Menurut pendiri Haidar Alwi Institute, R. Haidar Alwi, tim yang dibentuk oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bukanlah kompetitor dari Komisi Reformasi Kepolisian yang dibentuk oleh presiden. Sebaliknya, tim tersebut berperan sebagai mekanisme internal yang diperlukan untuk memastikan arah perubahan sesuai dengan kebutuhan riil institusi kepolisian.

Haidar menjelaskan bahwa dalam proses reformasi kepolisian, diperlukan adanya tim dari internal Polri yang bekerja sama dengan visi yang telah disampaikan oleh Jenderal Sigit. Hal ini penting mengingat Polri adalah lembaga yang kompleks dengan kultur, struktur, serta beban operasional yang khas. Oleh karena itu, Korps Bhayangkara memerlukan instrumen internal untuk mendorong perubahan dari dalam.

”Di situlah posisi tim transformasi bentukan kapolri menjadi signifikan. Tugasnya adalah melakukan evaluasi, merumuskan langkah-langkah strategis, dan mengawal pelaksanaan reformasi agar tidak berhenti pada tataran wacana, melainkan benar-benar membumi dalam praktik keseharian aparat kepolisian,” jelas Haidar.

Sebagai analogi, Haidar menyatakan bahwa Komisi Reformasi Kepolisian yang dibuat oleh presiden akan berperan sebagai dokter. Sementara tim bentukan kapolri adalah pasiennya. Dokter bisa memberikan diagnosa yang tepat, meresepkan obat, atau menentukan tindakan lanjutan apabila mengetahui secara rinci gejala yang dirasakan pasien.

”Dalam hal ini, tim internal kapolri adalah pasien yang menyampaikan informasi akurat mengenai kondisi tubuh organisasinya, sehingga resep reformasi yang diberikan tidak salah sasaran,” imbuh dia.

Haidar menambahkan, tim internal yang dibentuk oleh kapolri tidak tumpang tindih dengan tim bentukan Presiden. Sebab, tim bentukan presiden bersifat eksternal dan inklusif, melibatkan berbagai unsur masyarakat sipil, akademisi, serta tokoh-tokoh independen untuk memberikan pandangan, masukan, dan kontrol dari luar. Sedangkan, tim bentukan kapolri bekerja di lingkup internal.

”Dengan demikian, keberadaan keduanya justru saling melengkapi, bukan saling tumpang tindih. Yang jauh lebih penting adalah memastikan kedua tim itu bergerak selaras. Tim bentukan presiden dapat berperan sebagai mata publik yang kritis sekaligus mitra strategis, sementara tim kapolri menjadi tangan yang mengeksekusi gagasan reformasi ke dalam praktik organisasi,” terang Haidar.

Fungsi dan Peran Tim Transformasi Reformasi Polri

Tim Transformasi Reformasi Polri memiliki peran penting dalam proses reformasi kepolisian. Dengan fokus pada evaluasi, perencanaan strategis, dan pengawasan pelaksanaan, tim ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap perubahan yang dilakukan benar-benar mencapai tujuannya. Proses ini juga membantu menghindari kesenjangan antara teori dan praktik dalam penerapan reformasi.

Selain itu, tim ini juga berfungsi sebagai jembatan antara visi reformasi yang ditetapkan oleh pihak eksternal dan implementasi di lapangan. Dengan adanya koordinasi yang baik, harapan besar dapat diwujudkan dalam peningkatan kualitas layanan kepolisian dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi tersebut.

Kolaborasi Antara Tim Eksternal dan Internal

Kolaborasi antara tim eksternal dan internal sangat penting dalam proses reformasi. Tim eksternal seperti Komisi Reformasi Kepolisian berperan sebagai pengawas dan pemberi masukan, sementara tim internal fokus pada pelaksanaan dan evaluasi. Kedua elemen ini saling melengkapi dan memastikan bahwa reformasi tidak hanya berupa wacana, tetapi juga benar-benar terwujud dalam kehidupan sehari-hari aparat kepolisian.

Dengan kerja sama yang harmonis, diharapkan proses reformasi dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan. Selain itu, kolaborasi ini juga membantu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan institusi kepolisian.

Kesimpulan

Proses reformasi kepolisian memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif. Keberadaan Tim Transformasi Reformasi Polri sebagai mekanisme internal sangat penting dalam memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sesuai dengan kebutuhan riil institusi. Di sisi lain, kehadiran tim eksternal seperti Komisi Reformasi Kepolisian memberikan perspektif luas dan masukan dari berbagai pihak. Dengan keduanya saling melengkapi, diharapkan reformasi kepolisian dapat mencapai hasil yang maksimal dan berkelanjutan.