
Harga Minyak Mentah WTI Turun di Bawah US$ 63 Per Barel
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan pada hari Selasa (30/9), dengan harga turun mendekati angka US$ 63 per barel. Penurunan ini memperpanjang tren penurunan yang terjadi dalam sesi sebelumnya, dimana para pedagang mulai mempertimbangkan kemungkinan peningkatan pasokan global dan potensi gencatan senjata di wilayah Gaza.
Penurunan harga minyak ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Salah satunya adalah laporan yang menyebutkan bahwa OPEC+ mungkin akan menyetujui kenaikan produksi tambahan sebesar 137.000 barel per hari untuk bulan November. Keputusan ini diambil dalam pertemuan yang digelar pada hari Minggu, yang menunjukkan adanya upaya untuk menjaga keseimbangan pasar minyak global.
Selain itu, ekspor minyak dari wilayah Kurdistan Irak kembali dilanjutkan pada hari Sabtu melalui jalur pipa Irak-Turki. Hal ini terjadi setelah tercapainya kesepakatan sementara yang mengakhiri penangguhan selama dua setengah tahun. Kesepakatan ini memberikan kepastian bagi pasokan minyak dari wilayah tersebut, yang tentu saja berdampak pada harga pasar.
Perkembangan Geopolitik yang Mempengaruhi Pasar Minyak
Di sisi geopolitik, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan telah mencapai kesepakatan sementara terkait rencana perdamaian AS yang terdiri dari 20 poin untuk wilayah Gaza. Meskipun demikian, Hamas belum menyetujui rencana tersebut. Trump kemudian memberikan peringatan bahwa jika Hamas menolak rencana tersebut, Israel akan diberikan izin untuk "menyelesaikan pekerjaan" dengan dukungan penuh dari pihak AS.
Perkembangan ini menimbulkan ketegangan di kawasan, yang bisa berdampak pada stabilitas pasokan minyak. Di samping itu, risiko penutupan pemerintah AS juga semakin meningkat, yang dapat memengaruhi permintaan minyak secara keseluruhan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Minyak
Beberapa faktor lain yang turut memengaruhi harga minyak antara lain:
- Peningkatan produksi OPEC+: Kenaikan produksi tambahan dapat memengaruhi keseimbangan pasokan dan permintaan.
- Ekspor minyak dari Kurdistan Irak: Pemulihan ekspor membantu stabilisasi pasokan minyak global.
- Ketegangan geopolitik di Gaza: Potensi konflik atau gencatan senjata dapat memengaruhi kepercayaan investor.
- Risiko penutupan pemerintah AS: Jika terjadi, hal ini dapat mengganggu aktivitas ekonomi dan permintaan energi.
Dengan berbagai faktor tersebut, harga minyak tetap rentan terhadap perubahan. Para analis memperkirakan bahwa pasar akan terus memantau perkembangan politik dan ekonomi global, termasuk kebijakan produksi dari negara-negara besar seperti AS dan negara-negara anggota OPEC+.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!