
Penguatan Rupiah Diperkirakan Terbatas, Tunggu Data Ekonomi AS
Nilai tukar rupiah diperkirakan akan mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini. Namun, analis dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai bahwa penguatan tersebut masih akan terbatas. Ia menjelaskan bahwa investor cenderung bersikap hati-hati dan menantikan berbagai data ekonomi penting yang akan dirilis pekan ini.
“Penguatan rupiah akan terbatas karena investor sedang menunggu data-data pekerjaan di AS, khususnya non farm payrolls (NFP),” ujar Lukman kepada sumber independen. Ia juga menambahkan bahwa saat ini dolar AS masih tertekan akibat kekhawatiran akan shutdown pemerintah AS. Oleh karena itu, ia memproyeksikan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp 16.600 hingga Rp 16.700 per dolar AS.
Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah dibuka dengan penurunan pada level Rp 16.687 per dolar AS. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 7 poin atau 0,04% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Selain itu, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana, juga memproyeksikan bahwa rupiah akan kembali menguat ke level Rp 16.600 per dolar AS. Ia menyatakan bahwa penguatan rupiah didukung oleh data ekonomi dalam negeri, terutama lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI) yang diharapkan kembali positif.
Fikri juga menyoroti adanya pengurangan aliran modal asing yang keluar dari pasar Indonesia. Hal ini mulai memengaruhi penguatan rupiah. “Ini terlihat dari meningkatnya tingkat suku bunga deposito dolar AS,” jelasnya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah
Beberapa faktor utama yang memengaruhi nilai tukar rupiah antara lain:
- Data Ekonomi AS: Investor sangat menantikan rilisan data NFP yang akan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi pasar tenaga kerja AS.
- Kekhawatiran Shutdown Pemerintah AS: Isu ini membuat dolar AS tertekan karena ketidakpastian terkait stabilitas ekonomi negara tersebut.
- Kinerja Ekonomi Dalam Negeri: Lelang SBSN dan SVBI yang positif dapat menjadi indikator positif bagi rupiah.
- Aliran Modal Asing: Penurunan arus keluar modal asing serta peningkatan suku bunga deposito dolar AS berdampak pada penguatan rupiah.
Proyeksi Kenaikan Rupiah
Dari berbagai proyeksi yang disampaikan oleh para ahli ekonomi, tampaknya rupiah memiliki peluang untuk kembali menguat dalam beberapa hari ke depan. Meskipun demikian, penguatan tersebut tidak akan terlalu signifikan karena masih ada banyak faktor eksternal yang bisa memengaruhi pergerakannya.
Investor dan pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan mengikuti perkembangan data ekonomi terkini. Selain itu, mereka juga perlu memperhatikan situasi politik dan kebijakan moneter di berbagai negara, terutama AS, karena hal tersebut berpotensi memengaruhi arah pergerakan mata uang global.
Dengan situasi yang dinamis seperti ini, penting bagi setiap pelaku pasar untuk selalu memantau informasi terkini dan mempersiapkan strategi yang tepat dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!