
Pergerakan IHSG yang Melemah pada Akhir Pekan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,77% menjadi 8.061 pada akhir perdagangan Selasa (30/9/2025). Pada hari tersebut, hanya dua sektor yang berhasil menguat, yaitu sektor properti dan energi masing-masing naik 0,29% dan 0,28%. Sementara itu, sembilan sektor lainnya tercatat melemah secara bersamaan.
Sebagai contoh, sektor transportasi mengalami penurunan terbesar dengan turun 1,83%, diikuti oleh sektor perindustrian yang turun 1,42% dan sektor keuangan yang turun 1,37%. Pelemahan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal, termasuk aksi profit taking serta penjualan asing yang signifikan.
Analisis dari Para Ahli Pasar
VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi menjelaskan bahwa koreksi IHSG disertai dengan kenaikan volume transaksi harian. Dalam analisisnya, indikator MACD menunjukkan pelemahan tren dan potensi terjadinya death cross. Hal ini sejalan dengan penurunan RSI yang terjadi. Menurut Audi, pelemahan IHSG dipengaruhi oleh aksi profit taking dan didorong oleh penjualan asing di seluruh pasar.
Pada hari yang sama, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 1,70 triliun di seluruh pasar. Hal ini memberikan tekanan tambahan terhadap indeks utama bursa saham Indonesia.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menambahkan bahwa pelemahan IHSG juga terjadi dalam konteks pergerakan indeks bursa Asia yang berfluktuatif. Data PMI Manufacturing Tiongkok yang terkontraksi selama enam bulan berturut-turut memengaruhi sentimen pasar regional.
Pergerakan Indeks Regional
Secara teknikal, histogram positif MACD tampak mengecil, sehingga mengindikasikan potensi terjadinya death cross. Grafik ini didukung oleh dominannya tekanan jual. Selain itu, indikator Stochastic RSI mengarah ke arah pivot. Berdasarkan analisis Alrich, IHSG diperkirakan akan cenderung melemah dan mencoba menguji support di kisaran 8.000-8.020 pada perdagangan Rabu (1/10/2025).
Audi juga menyampaikan prediksi serupa, bahwa IHSG besok diperkirakan akan bergerak melemah dalam rentang level support 8.011 dan resistance 8.138. Sentimen pasar akan dipengaruhi oleh berlanjutnya aksi jual asing terhadap emiten berkapitalisasi besar.
Rilis Data Ekonomi Domestik
Selain itu, beberapa rilis data ekonomi domestik seperti inflasi yang diperkirakan naik 2,4% secara tahunan (year on year/YoY) dan data PMI Manufaktur yang diperkirakan naik ke level 52 akan menjadi pendorong utama gerak IHSG besok. Menurut Audi, hal ini akan cenderung direspons positif oleh pasar karena stabilitas ekonomi yang terjaga dan industri manufaktur yang lebih ekspansif.
Rekomendasi Investasi
Dengan berbagai sentimen tersebut, Audi menyarankan investor untuk melakukan speculative buy terhadap saham PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) dan PT Astra International Tbk (ASII). Level support dan resistance masing-masing saham tersebut adalah Rp 6.800-7.800 untuk AMMN dan Rp 5.600-6.000 untuk ASII.
Alrich juga memberikan rekomendasi alternatif, yaitu saham-saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), PT Persada Indo Tambang Tbk (RATU), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Investor dapat mempertimbangkan saham-saham ini sebagai pilihan investasi pada perdagangan besok.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!