
Program Magang Nasional: Langkah Strategis untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan keterampilan generasi muda, pemerintah meluncurkan berbagai program yang menjadi bagian dari Paket Ekonomi 2025. Salah satu program yang menarik perhatian adalah program magang nasional. Program ini ditujukan khususnya bagi lulusan perguruan tinggi baru atau fresh graduate yang ingin memperluas pengalaman kerja sekaligus mengembangkan keterampilan mereka.
Program magang ini diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dan akan bekerja sama dengan berbagai industri. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa dalam tahap awal, program ini akan menargetkan puluhan ribu peserta magang. Selain itu, program ini juga menjadi prioritas nasional yang sedang difinalkan bersama Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi agar dapat segera dieksekusi.
Sebagai bagian dari delapan program akselerasi pembangunan yang akan diterapkan pada tahun ini, program magang ini dinilai memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Jaringan Nasional Penambang Indonesia (Jarnaspi 08) memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Mereka berkomitmen untuk menampung dan membiayai peserta magang dengan target ambisius mencapai satu juta orang hingga akhir 2025.
Ketua Umum Jarnaspi 08, Iwan Setiawan, menjelaskan bahwa program magang ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan lapangan kerja di Indonesia. Menurutnya, jika berhasil dijalankan, program ini akan memberikan dampak signifikan baik bagi perekonomian maupun stabilitas sosial politik.
Saat ini, Jarnaspi mengelola 50 perusahaan tambang yang bergerak di berbagai sektor seperti nikel, batu bara, tembaga, dan logam mulia. Dalam waktu dekat, jumlah perusahaan ini diproyeksikan bertambah hingga 200 perusahaan. Hal ini menunjukkan komitmen Jarnaspi untuk terus berkembang dan memberikan peluang kerja kepada banyak pemuda.
Program magang tahap pertama akan dibuka pada akhir September 2025 dengan kuota sebanyak 50 ribu peserta. Peserta akan mulai aktif bekerja pada November hingga Desember tahun ini. Mereka akan ditempatkan di delapan sektor pendukung industri pertambangan, yaitu:
- Administrasi dan Perkantoran
- Pertanian/Perkebunan
- Peternakan
- Perikanan
- Makanan Olahan
- Lingkungan
- Pakaian dan Perlengkapan Tambang
- Digital Branding
Jika program berjalan sesuai rencana, Jarnaspi menargetkan lebih dari 1.000 perusahaan tambang bergabung pada akhir 2025. Dengan adanya dukungan ini, kuota magang bisa diperluas hingga mencapai satu juta peserta.
Selain fokus pada program magang, Jarnaspi juga mendesak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mempercepat proses pendaftaran Izin Usaha Pertambangan (IUP) ke dalam sistem Minerba One Data Indonesia (MODI). Iwan menegaskan bahwa banyak perusahaan tambang sudah memenuhi persyaratan, tetapi belum masuk ke dalam MODI. Jika proses ini dipercepat, pemasukan negara akan meningkat secara signifikan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!