
Realisasi Investasi Kaltim Triwulan II Capai Rp43,47 Triliun
Realisasi investasi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan kedua tahun 2025 berhasil mencapai angka yang menggembirakan. Angka tersebut mencapai sebesar Rp43,47 triliun, meskipun masih jauh dari target yang ditetapkan oleh Kementerian Investasi sebesar Rp79,86 triliun. Meski begitu, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) tetap optimis bahwa hingga akhir triwulan keempat, target tersebut dapat tercapai.
Capaian ini tidak hanya diakui sebagai hasil kerja keras pihak terkait, tetapi juga menjadi bukti bahwa Kaltim semakin diminati para investor. Hal ini didorong oleh statusnya sebagai Ibu Kota Nusantara (IKN), yang menjadi magnet baru bagi para penanam modal. Namun, di balik pencapaian ini, masih ada tantangan yang harus segera diatasi agar investasi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Tantangan yang Perlu Diperhatikan
Kepala DPMPTSP Kaltim, Fahmi Prima Laksana, menyampaikan bahwa capaian realisasi investasi ini tidak sepenuhnya mulus. Ada beberapa masalah yang perlu segera diperbaiki agar iklim investasi di Kaltim lebih kondusif dan berdaya saing.
Fahmi menyoroti dua hal utama yang sering membuat investor ragu untuk menanamkan modalnya. Pertama, aksesibilitas dan infrastruktur penunjang investasi belum optimal. Kedua, masalah lahan yang belum sepenuhnya clear and clean (CnC) serta concern yang masih terbatas. Kedua isu ini menjadi keluhan utama para investor.
Selain itu, ada tantangan lain yang juga perlu diperhatikan. Misalnya, informasi potensi investasi provinsi maupun kabupaten/kota belum maksimal. Koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota juga belum efektif. Di sisi promosi investasi, masih kurang komprehensif, dan regulasi perizinan yang dinamis belum sepenuhnya adaptif.
Masalah lain yang juga perlu diperhatikan adalah pemanfaatan insentif investasi yang belum maksimal, daya saing sektor unggulan yang rendah, serta pengawasan peminatan investasi yang belum optimal. Selain itu, minimnya SDM terampil untuk pelayanan investasi dan terbatasnya tenaga kerja lokal yang siap pakai juga menjadi kendala.
Pentingnya Sinergi dan Persiapan SDM
Fahmi menekankan bahwa SDM juga menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diatasi. Kaltim tidak boleh hanya menjadi penonton dalam gelombang investasi yang sedang berkembang. Tenaga kerja lokal yang terampil dan siap pakai sangat dibutuhkan agar investasi bisa memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Selain itu, sektor unggulan seperti hilirisasi SDA, pariwisata, dan industri penunjang IKN juga perlu diperhatikan lebih serius. Daya saing sektor ini harus ditingkatkan, termasuk fasilitas pariwisata yang bisa menjadi pendukung kegiatan investasi.
Kunci Utama: Sinergi Antara Pihak Terkait
Menurut Fahmi, kunci utama untuk mencapai target investasi adalah sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Jika tantangan-tantangan ini dapat dijawab dengan baik, maka investasi akan benar-benar menjadi motor transformasi ekonomi Kaltim.
Dengan perbaikan terus-menerus, Kaltim diharapkan mampu memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui investasi yang berkelanjutan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!