Investor Asing Lakukan Net Sell Rp54,74 Triliun Akibat Depresiasi Rupiah

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Kinerja Pasar Saham Indonesia di Akhir Kuartal III/2025

Pasar saham Indonesia mencatatkan kinerja positif hingga akhir kuartal III/2025 meskipun terjadi arus keluar dari investor asing. Hal ini terjadi meski nilai tukar rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar AS. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 62,18 poin atau 0,77% ke level 8.061,06 pada akhir perdagangan Selasa (30/9/2025).

Meskipun IHSG mengalami penurunan pada hari itu, indeks tersebut telah menguat sebesar 16,36% dalam tiga bulan terakhir dan memberikan return sebesar 13,86% secara year-to-date (YtD). Pada tanggal 24 September 2025, IHSG sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level 8.126,55.

Namun, meskipun IHSG menunjukkan pergerakan positif, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp1,7 triliun pada penutupan kuartal III/2025. Secara kumulatif, net sell investor asing mencapai Rp1,25 triliun dalam tiga bulan terakhir. Akumulasi net sell investor asing mencapai Rp54,74 triliun sepanjang tahun berjalan 2025 hingga akhir kuartal III/2025.

Faktor yang Mempengaruhi Arus Modal Asing

Depresiasi rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi arus modal asing. Pada hari Selasa (30/9/2025), rupiah ditutup menguat 0,09% ke Rp16.665 per dolar AS. Namun, secara YtD, rupiah melemah sekitar 3% terhadap dolar AS.

Reza Priyambada, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, menilai bahwa stabilnya nilai tukar rupiah dapat memberikan dampak positif terhadap iklim bisnis dan mengurangi efek spekulatif terhadap perubahan nilai tukar. Hal ini juga dapat menarik capital inflow ke dalam negeri.

Menurut Reza, capital inflow tidak hanya dipengaruhi oleh kekuatan nilai tukar rupiah, tetapi juga oleh pertumbuhan ekonomi makro yang harus dijaga agar menarik investasi asing. Dalam konteks transaksi di pasar saham, pendukung capital inflow adalah pertumbuhan dari kinerja industri yang didukung oleh kinerja para emiten di setiap sektor.

Selain itu, selera investor asing juga dipengaruhi oleh data-data makroekonomi yang memberikan kepercayaan pasar. Meskipun rupiah terdepresiasi 4,34% pada tahun 2024, pasar saham masih mencatatkan net buy asing sebesar Rp15,74 triliun. Sementara di tahun ini, hingga 30 September secara year to date, pasar saham mencatatkan net sell asing sebesar Rp54,74 triliun.

Dinamika Eksternal yang Memengaruhi Pasar

Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengingatkan bahwa arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan dinamika politik di Amerika Serikat akan tetap menjadi faktor penting yang memengaruhi arus modal global. Pelaku pasar perlu mencermati sisa siklus pemangkasan suku bunga The Fed serta potensi penutupan sementara (shutdown) pemerintahan AS.

Melansir Bloomberg, sejumlah layanan pemerintahan AS terancam berhenti jika Kongres gagal mencapai kesepakatan anggaran hingga Selasa (30/9/2025) waktu setempat. Kondisi tersebut akan membuat pegawai non-esensial dirumahkan dan data ekonomi penting tertunda perilisannya. Shutdown ini bisa menunda pengumuman data ketenagakerjaan AS, sehingga Federal Reserve akan bingung untuk menentukan kebijakan suku bunga pada FOMC Oktober.

Potensi Sentimen Positif di Kuartal IV/2025

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan bahwa sejumlah sentimen positif berpotensi mendukung arus modal masuk pada kuartal IV/2025. Di antaranya adalah strategi window dressing dan fenomena Santa Claus rally.

Window dressing merupakan strategi manajer investasi untuk mempercantik kinerja portofolio sebelum dilaporkan kepada investor. Sementara Santa Claus rally merujuk pada tren kenaikan harga saham yang lazim terjadi pada pekan terakhir Desember. Nafan menambahkan bahwa pembagian dividen interim oleh sejumlah emiten dengan likuiditas tinggi menjelang akhir tahun juga dapat menjadi daya tarik bagi investor asing.