Menara Turyapada Bali Jadi Sumber PAD, Investasi Rp600 Miliar

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Menara Turyapada Bali Jadi Sumber PAD, Investasi Rp600 Miliar

Pembangunan Tower Turyapada di Bali Diharapkan Jadi Sumber Pendapatan Baru

Gubernur Bali, Wayan Koster, memiliki rencana ambisius untuk menyelesaikan pembangunan Tower Turyapada di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, pada Tahun Anggaran (TA) 2026. Menara ini tidak hanya akan menjadi pusat penyiaran televisi, tetapi juga menjadi ikon wisata modern yang menawarkan pemandangan yang luar biasa.

Setelah selesai, Koster berencana untuk bekerja sama dengan pihak ketiga yang profesional agar bisa mengoptimalkan pendapatan dari tower tersebut. Ia menyebutkan bahwa investasi awal mencapai Rp 330 miliar, namun saat ini telah turun menjadi Rp 270 miliar. Meski begitu, total investasi diperkirakan mencapai Rp 600 miliar, dan menara ini dinilai sebagai objek yang sangat menjanjikan.

“Kita akan mencari orang terbaik agar memberi hasil yang optimal. Saat ini, banyak pihak sudah berkunjung ke sana secara diam-diam dan menyebut bangunan ini luar biasa,” ujar Koster dalam Rapat Paripurna DPRD Bali, Senin 29 September 2025.

Menurutnya, semakin cepat proyek ini selesai, semakin baik karena Tower Turyapada akan menjadi sumber pendapatan baru bagi Pemprov Bali.

Fungsi dan Keunikan Tower Turyapada

Tower Turyapada dirancang sebagai menara multifungsi. Selain sebagai pusat penyiaran, menara ini juga menawarkan panorama lengkap laut, bukit, hutan, hingga deretan danau kembar di Bali Utara. Dengan ketinggian lebih dari 200 meter di atas permukaan laut, tower ini diproyeksikan memperkuat infrastruktur penyiaran sekaligus memperluas jangkauan siaran di Bali.

Saat ini, 22 stasiun televisi sudah menggunakan pemancar Turyapada, sementara 10 stasiun lainnya dijadwalkan bergabung pada 2028. Dengan adanya menara ini, layanan penyiaran di Bali akan semakin kuat dan mencakup wilayah yang lebih luas.

Rencana Pembangunan Tahap Kedua

Pembangunan tahap kedua Turyapada Tower meliputi beberapa aspek penting. Antara lain, akses jalan dari shortcut menuju terminal, area parkir berkapasitas 200 mobil, terminal gondola, penataan kawasan sekitar menara seperti taman, area camping, ruang komunal, sentra UMKM, restoran, serta penyelesaian interior dan furniture menara.

Selain itu, ada juga pembangunan gondola sepanjang 1,1 kilometer yang akan menghubungkan area tower dengan lanskap alam yang memukau. Proyek ini direncanakan selesai pada akhir Agustus 2026 dan mulai beroperasi di akhir 2026.

Anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan tahap kedua mencapai Rp 270 miliar, termasuk Rp 10 miliar untuk pembangunan jalan lingkar dari Desa Lemukih sebagai akses tambahan.

Dampak Ekonomi dan Wisata

Dengan rampungnya pembangunan pada akhir 2026, Turyapada Tower diproyeksikan menjadi magnet baru bagi wisatawan. Selain itu, kabupaten Buleleng akan semakin dikenal sebagai pusat pertumbuhan pariwisata Bali Utara.

Keberadaan tower di ketinggian sekitar 1.200 meter dari permukaan laut ini juga akan membawa udara sejuk serta panorama 360 derajat yang sulit ditemukan di destinasi lain. Kawasan penunjang seperti restoran, UMKM, dan area komunal diharapkan memberi dampak langsung pada ekonomi lokal masyarakat sekitar.

Perubahan Pola Pendapatan

Sebelumnya, Bali sangat bergantung pada pendapatan dari pajak kendaraan bermotor. Namun, Koster menyatakan bahwa pola ini tidak sehat karena menyebabkan kemacetan, polusi, dan kerusakan ekosistem. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya dicarikan skema baru untuk jangka panjang agar pendapatan tidak lagi bergantung pada pajak kendaraan bermotor.

Namun, menurutnya, saat ini belum waktunya untuk mengendalikan penggunaan kendaraan bermotor karena masyarakat sedang senang menggunakan motor dan mobil baru karena ekonomi yang mulai tumbuh. Pembelian kendaraan menjadi gaya hidup yang umum.

Dengan proyek Turyapada Tower, Bali berharap bisa menciptakan sumber pendapatan alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.