Pasokan Tembaga Terancam Perubahan Iklim, Ancam Industri Semikonduktor

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Ancaman Perubahan Iklim terhadap Industri Semikonduktor

Laporan terbaru yang dirilis oleh PwC menyoroti ancaman serius perubahan iklim terhadap industri semikonduktor global, yang bernilai ratusan miliar dolar. Dalam riset bertajuk “Climate Change Threatens the World’s Most Critical Technology”, disebutkan bahwa pasokan tembaga, bahan baku utama dalam produksi chip, menjadi semakin rentan akibat kekeringan ekstrem yang melanda negara-negara pemasok.

Menurut laporan tersebut, sekitar 32% produksi semikonduktor dunia akan bergantung pada pasokan tembaga berisiko pada 2035. Angka ini bisa meningkat menjadi 58% pada 2050 jika emisi karbon tidak berhasil dikurangi. Saat ini, industri semikonduktor bernilai sekitar US$650 miliar dan diproyeksikan melampaui US$1 triliun pada 2030.

Glenn Burm, PwC South Korea Global Semiconductors Leader, menjelaskan bahwa semikonduktor adalah elemen penting yang tersembunyi dalam teknologi modern. Bahan ini digunakan dalam komputer, ponsel, mobil, hingga mesin cuci. Dengan demikian, sulit membayangkan perusahaan yang tidak bergantung pada semikonduktor.

Komponen ini juga menopang keamanan ekonomi, menjadi kunci dalam pengembangan AI, dan sangat penting bagi energi terbarukan. Di berbagai belahan dunia, perusahaan mulai beradaptasi dengan meningkatkan produksi air, mendiversifikasi rantai pasok, dan memperkuat ketahanan iklim. Meski kemajuan sudah terlihat, dunia usaha masih bisa dan harus berbuat lebih banyak.

Seiring transformasi digital yang didorong oleh AI dan teknologi lainnya, pentingnya menjaga pasokan komoditas kritis akan semakin meningkat.

Risiko Kekeringan pada Pasokan Tembaga

Saat ini, hanya satu negara pemasok tembaga untuk industri semikonduktor, yaitu Chili, yang menghadapi risiko kekeringan ekstrem. Namun, dalam satu dekade ke depan, tambang tembaga di sebagian besar dari 17 negara pemasok semikonduktor diperkirakan akan menghadapi risiko serupa.

Imbasnya, semakin banyak pasokan tembaga yang menjadi tulang punggung produksi semikonduktor akan berada dalam kondisi berisiko. Pada tahun 2035, setidaknya 34% pasokan tembaga di setiap wilayah produksi semikonduktor diproyeksikan akan terancam oleh gangguan kekeringan.

Dalam skenario emisi tinggi pada tahun 2050, hanya Papua Nugini, Panama, dan Indonesia yang diperkirakan akan bebas dari risiko kekeringan ekstrem. Indonesia menonjol sebagai sumber tembaga yang stabil di masa depan, ketika banyak negara lain menghadapi risiko iklim yang meningkat.

Perspektif dari Indonesia

Yuliana Sudjonno, PwC Indonesia Partner and Sustainability Leader, menyatakan bahwa meskipun Indonesia diproyeksikan mampu menghindari risiko kekeringan ekstrem hingga tahun 2050, para pemimpin industri tetap harus memetakan dan mengelola seluruh spektrum risiko iklim dalam rantai nilai mereka.

Ini karena Indonesia juga menghadapi ancaman iklim lainnya seperti kenaikan permukaan laut, gelombang panas berkepanjangan, dan kebakaran lahan gambut. Dengan pendekatan holistik dan kolaborasi erat bersama pemasok dan mitra, perusahaan dapat membangun ketahanan iklim yang lebih kuat.

Di seluruh rantai nilai, bisnis dinilai perlu memandang gangguan iklim sebagai risiko komersial yang harus dikelola. PwC mengungkapkan beberapa langkah yang sudah dan dapat dilakukan oleh para pemangku kepentingan.

Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan

Pertama, penambang tembaga meningkatkan pasokan air dengan berinvestasi pada fasilitas desalinasi, efisiensi penggunaan air, dan daur ulang air. Di Chili, beberapa penambang sudah mulai melindungi operasional mereka dari kekeringan melalui desalinasi.

Kedua, produsen semikonduktor mulai mengakui risiko iklim dan mengambil langkah seperti inovasi material (menggunakan bahan alternatif), peningkatan efisiensi (produksi sirkuit yang lebih ringkas), diversifikasi pemasok, serta penerapan ekonomi sirkular dan daur ulang. Dengan langkah-langkah ini, industri semikonduktor dapat lebih siap menghadapi tantangan iklim yang semakin meningkat.