
Pasar Lawas Mataram 2025: Kebangkitan Ekonomi Berbasis Budaya
Pasar Lawas Mataram 2025 kembali menunjukkan betapa pentingnya festival budaya dalam memengaruhi kehidupan masyarakat. Dengan tema “Kebak Tanpa Luber”, acara yang diadakan di Halaman Masjid Besar Mataram, Kotagede, pada tanggal 26 hingga 28 September lalu, tidak hanya menyajikan pengalaman nostalgia melalui kuliner tradisional, tetapi juga memberikan peluang bagi UMKM untuk berkompetisi di pasar modern.
Bagi warga Yogyakarta, kehadiran Pasar Lawas Mataram lebih dari sekadar hiburan. Di kawasan Jagalan, misalnya, banyak warga yang merasakan dampak ekonomi langsung dari ramainya pengunjung. Salah satunya adalah Irma, penjual sate gajih yang mengaku dalam sehari bisa menjual antara 15 hingga 20 kilogram dagangan.
“Usaha sate gajih ini sudah turun-temurun dari nenek moyang. Alhamdulillah, di Pasar Lawas ini banyak yang beli, sehari bisa habis puluhan kilo,” ujar Irma, yang merupakan generasi ketiga dari keluarga penjual tersebut, pada hari Minggu, 28 September 2025.
Selain itu, kehadiran UMKM dari berbagai sektor, baik kuliner maupun kerajinan, memberikan warna tersendiri bagi acara ini. Pengunjung tidak hanya bisa bernostalgia melalui jajanan khas, tetapi juga menjadi bagian dari roda ekonomi kreatif yang terus berkembang di Yogyakarta.
Danang, seorang mahasiswa asal Purworejo, mengatakan bahwa event ini membuktikan bahwa produk lokal tidak kalah saing dengan produk lainnya. Ia mengapresiasi variasi kuliner yang ditampilkan serta pertunjukan yang menarik.
“Kuliner lokal yang ditampilkan sangat beragam, ditambah lagi pertunjukannya luar biasa. Event seperti ini membuat Yogyakarta makin layak dikunjungi,” tambah Danang.
Dukungan Dana Keistimewaan memastikan bahwa Pasar Lawas Mataram 2025 dapat menjadi model pemberdayaan ekonomi yang berbasis pada tradisi. Tidak hanya tentang transaksi dagang, tetapi juga sebagai gerakan untuk menjaga keberlanjutan budaya sekaligus menghidupkan kembali perekonomian masyarakat.
Manfaat dan Dampak Pasar Lawas Mataram 2025
Berikut beberapa manfaat yang diperoleh dari penyelenggaraan Pasar Lawas Mataram 2025:
- Peningkatan Pendapatan UMKM: Banyak pelaku usaha kecil dan menengah mengalami peningkatan penjualan selama acara berlangsung.
- Pemulihan Budaya Lokal: Festival ini menjadi ajang pelestarian budaya lewat tampilan kuliner dan pertunjukan tradisional.
- Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat: Peningkatan ekonomi dari para pedagang dan pelaku seni memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar.
- Pengenalan Produk Lokal: Acara ini menjadi sarana promosi produk lokal yang memiliki kualitas tinggi dan daya tarik besar.
- Pengembangan Wisata Budaya: Pasar Lawas Mataram 2025 menunjukkan potensi wisata budaya yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Kesimpulan
Pasar Lawas Mataram 2025 bukan hanya sekadar acara tahunan, tetapi juga menjadi simbol perjuangan untuk menjaga identitas budaya sambil sekaligus membangun perekonomian yang berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara komunitas lokal, pelaku UMKM, dan dukungan dana, acara ini menunjukkan bahwa budaya dan ekonomi bisa saling mendukung satu sama lain. Dengan demikian, Pasar Lawas Mataram 2025 tidak hanya menjadi momen berharga bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi contoh sukses dalam pemberdayaan masyarakat berbasis budaya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!