Investor Tunggu Rencana Transisi Energi Tiongkok 10 Tahun Mendatang

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.


JAKARTA — Investor saat ini sedang menantikan kejelasan arah transisi energi China untuk satu dekade mendatang, setelah Presiden Xi Jinping mengumumkan target penurunan emisi terbaru dalam pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beberapa waktu lalu.

China menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca bersih sebesar 7% hingga 10% dari level puncaknya pada 2035. Namun, detail mengenai jadwal pelaksanaan, strategi lintas sektor teknologi bersih, serta insentif pembiayaan hijau masih sangat dinantikan. Hal ini disampaikan oleh Frank Tsui, Head of Responsible-Investment Development for Asia ex-Japan di Amundi SA.

“Saya sangat ingin melihat lebih banyak detail mengenai bagaimana pembangunan kapasitas akan diimplementasikan dan bagaimana koordinasi antara pemerintah lokal dengan seluruh upaya ini. Hal tersebut akan membantu memahami jalur yang ditempuh, apakah target ini benar-benar bisa dicapai,” ujar Tsui.

Pekan lalu, China untuk pertama kalinya memaparkan rencana pemangkasan emisi menjelang konferensi iklim PBB COP30 pada November mendatang. Selain itu, China juga menyampaikan ambisi untuk menambah energi surya dan angin dengan kapasitas total 3.600 gigawatt (GW) hingga 2035.

Namun, target tersebut dinilai konservatif, bahkan tidak banyak menggerakkan saham energi bersih di bursa China. Rincian lebih lanjut diperkirakan akan disampaikan ketika Beijing mengajukan dokumen Nationally Determined Contributions (NDC) yang diperbarui kepada PBB, serta saat sejumlah kementerian terkait menerbitkan pengumuman lanjutan.

Meski target kapasitas angin dan surya ini enam kali lebih besar dari level 2020, Bloomberg mencatat bahwa laju penambahan kapasitas ini akan lebih rendah dibandingkan dengan tren beberapa tahun terakhir.

Dengan rencana ini, industri surya China diperkirakan tidak akan mengalami pemulihan harga dan profitabilitas yang substansial dalam jangka menengah, di tengah lemahnya permintaan global, menurut catatan analis Morgan Stanley.

Morgan Stanley memperkirakan instalasi pembangkit angin baru akan melampaui tenaga surya dalam satu dekade mendatang berkat profil imbal hasil yang lebih baik, didukung oleh kurva pasokan listrik dan prospek tarif yang lebih menguntungkan setelah reformasi kebijakan. Sinoma Science & Technology Co. dan Jiangsu Zhongtian Technology Co. disebut sebagai pilihan utama Morgan Stanley dalam sektor tersebut.

China tetap menjadi pasar terbesar bagi investasi energi terbarukan pada paruh pertama tahun ini, dengan total US$169 miliar mengalir ke industri tersebut. Nilai ini setara dengan 44% dari total pembiayaan global, menurut BloombergNEF.

Awal bulan ini, China juga mengumumkan rencana untuk menambah kapasitas penyimpanan energi sebanyak dua kali dalam dua tahun ke depan. Target serupa untuk rantai pasok teknologi bersih lainnya, termasuk infrastruktur jaringan listrik, diyakini dapat membuka peluang investasi tambahan.

Beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan energi bersih di China antara lain:

  • Koordinasi antar pemerintah daerah: Diperlukan adanya kerja sama yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah agar target emisi dapat tercapai secara efektif.
  • Perubahan regulasi: Kebijakan yang lebih fleksibel dan mendukung akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan sektor energi terbarukan.
  • Inovasi teknologi: Pengembangan teknologi baru akan menjadi kunci dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing industri energi bersih.
  • Investasi asing: Partisipasi investor asing diharapkan dapat memberikan modal dan pengetahuan yang lebih luas untuk mendukung transformasi energi.

Selain itu, pemerintah China juga berencana untuk memperluas infrastruktur jaringan listrik guna mendukung penggunaan energi terbarukan. Langkah ini akan memastikan distribusi energi yang lebih merata dan stabil.

Dengan perencanaan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak, China berpotensi menjadi salah satu negara yang mampu mencapai target emisi secara optimal dalam jangka panjang.