Jungkir Balik ANTM Penuhi Kebutuhan Emas: Buyback, Impor, Kini Kolaborasi dengan Freeport

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Antam Berupaya Memenuhi Kebutuhan Emas Dalam Negeri

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, sebuah perusahaan tambang emas milik negara, sedang berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan emas di dalam negeri. Saat ini, kapasitas produksi emas dari tambang milik Antam sendiri terbatas. Direktur Utama Antam, Achmad Ardianto, menyampaikan bahwa perseroan hanya mampu memproduksi sekitar 1 ton emas per tahun dari tambang Pongkor di Bogor. Sementara itu, kebutuhan emas di dalam negeri pada tahun lalu mencapai 37 ton.

“Ya, judulnya terpaksa. Karena kebutuhan masyarakat besar, sementara sumber tidak ada,” ujar Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (29/9). Untuk menutup defisit pasokan, Antam mengambil tiga langkah utama yang sesuai dengan standarisasi perusahaan.

Langkah-Langkah yang Dilakukan Antam

Pertama, Antam melalui program pembelian kembali (buyback) emas dari masyarakat. Emas yang sebelumnya dibeli oleh masyarakat dari Antam, dan dijual kembali saat masyarakat membutuhkan dana, menjadi salah satu sumber pasokan emas untuk dicetak ulang. Dari skema ini, Antam memperoleh rata-rata 2,5 ton emas per tahun.

Kedua, Antam memanfaatkan kerja sama dengan perusahaan pemurni emas di Indonesia. Perusahaan tersebut dapat menjual hasil olahannya ke Antam. Namun, menurut Achmad, tidak ada aturan yang mewajibkan penjualan emas ke Antam. Situasi ini membuat negosiasi berlangsung alot, apalagi ada beban tambahan berupa pajak pertambahan nilai (PPN) 13% yang menambah biaya transaksi.

“Banyak dari mereka lebih memilih mengekspor dibanding menjual ke Antam karena fleksibilitas dan faktor pajak,” ujar Achmad.

Ketiga, Antam akhirnya menempuh opsi impor. Perseroan membeli emas dari perusahaan atau lembaga yang terafiliasi dengan London Bullion Market Association (LBMA), seperti bullion bank, refinery, maupun bullion trader di Singapura dan Australia.

“Judulnya (memang) impor, karena kebutuhan masyarakat besar sementara sumber dalam negeri terbatas,” katanya. Kata dia, Antam bisa mengimpor emas dari Singapura hingga 30an ton per tahun.

Kolaborasi dengan Freeport

Di tengah sengkarut tersebut, DPR menyarankan agar Antam melakukan konsolidasi dengan anggota holding MIND ID lainnya, khususnya PT Freeport Indonesia, yang 51% sahamnya dikuasai Indonesia agar emasnya dapat dibeli oleh Antam.

Freeport merupakan perusahaan tambang internasional dengan afiliasi di Indonesia dikenal sebagai PT Freeport Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral, terutama tembaga, emas, dan perak.

Menjawab saran DPR, Achmad menyampaikan bahwa mulai 2025, Freeport telah mulai memproduksi emas murni di dalam negeri melalui smelter baru di Gresik. Dia menyatakan, Antam telah meneken kontrak kerja sama untuk menyerap produksi emas tersebut.

“Mulai April, mereka sudah mulai menghasilkan. Sampai akhir tahun ini diperkirakan maksimum sekitar 9 ton. Dengan kontrak bersama Antam, total bisa mencapai 25 hingga 30 ton,” ujar Achmad.

Meski demikian, kebutuhan emas Antam masih lebih besar. Pada tahap awal, produksi Freeport diperkirakan baru sekitar 25 ton per tahun karena masih dalam proses komisioning. Padahal, kebutuhan Antam diproyeksikan bisa mencapai 40–50 ton per tahun.

Fasilitas Pemurnian Emas di Pulo Gadung

Di samping itu, Achmad juga menyatakan Antam telah memiliki fasilitas pemurnian emas di Pulo Gadung, Jawa Barat. Fasilitas tersebut telah beroperasi penuh dengan kapasitas pemurnian emas sekitar 40 ton per tahun.

“Seluruh 40 ton emas dimurnikan di Pulo Gadung, lalu dicetak menjadi kepingan-kepingan dan didistribusikan ke masyarakat,” ujarnya.

Ia menekankan fokus Antam untuk menjaga merek Logam Mulia menjadi tuan rumah di pasar emas Indonesia. Saat ini, Logam Mulia menguasai sekitar 78% pasar emas ritel di dalam negeri.

“Harapannya ini bisa terus dipertahankan. Tujuannya agar masyarakat Indonesia tetap mudah memiliki emas sebagai instrumen portofolio,” ujarnya.

Lini Bisnis Utama Antam

Selain emas, Antam memiliki tiga fokus lini bisnis utama lainnya, yaitu nikel dan bauksit. Saat ini perusahaan beroperasi di tujuh provinsi. Achmad bilang, tak menutup kemungkinan perseroan membuka peluang untuk menambah titik tambang baru dalam rangka eksplorasi cadangan komoditas dalam negeri di masa depan.