
Pertumbuhan Kredit Modal Kerja yang Stabil di Tengah Tantangan
PT Bank Danamon Indonesia Tbk terus menunjukkan pertumbuhan kredit modal kerja yang stabil, meskipun kondisi penyaluran kredit secara keseluruhan dalam industri perbankan masih menghadapi tantangan. Hal ini menjadi bukti bahwa bank tersebut mampu menjaga kinerja yang baik di tengah situasi ekonomi yang tidak sepenuhnya mendukung.
Menurut Risk Management Director Bank Danamon, Dadi Budiana, penyaluran kredit modal kerja pada Juni 2025 mencapai Rp 91,5 triliun, meningkat sebesar 4,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini naik dari Rp 87,7 triliun pada akhir 2024. Pertumbuhan ini menunjukkan keberhasilan strategi dan pengelolaan risiko yang dilakukan oleh pihak bank.
Salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah Perdagangan Besar & Eceran. Penyaluran kredit di sektor ini mencapai Rp 29,3 triliun, meningkat sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa permintaan kredit dari pelaku usaha di sektor ini tetap kuat meski ada beberapa kendala umum dalam industri perbankan.
Dadi menyampaikan bahwa pihaknya optimis dengan target pertumbuhan kredit modal kerja hingga akhir tahun. Ia berharap bahwa pertumbuhan kredit dapat sejalan dengan perkembangan industri perbankan secara keseluruhan. Untuk mendukung hal ini, Danamon akan terus memperkuat ekosistem Grup MUFG serta empat lini bisnis utama, yaitu Enterprise Banking & Financial Institution, Small Medium Enterprise (SME), Consumer Banking, dan Adira Finance.
Kondisi Industri Perbankan yang Masih Melambat
Meskipun Bank Danamon berhasil tumbuh, kondisi industri perbankan secara keseluruhan pada Agustus 2025 belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), pertumbuhan penyaluran kredit secara nasional hanya mencapai 7,56% secara tahunan (YoY). Angka ini termasuk dalam kategori single digit, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit masih relatif lambat.
Kondisi ini juga berdampak pada besarnya fasilitas pinjaman yang belum dicairkan. Rasio undisbursed loan atau kredit menganggur pada Agustus 2025 mencapai Rp 2.372,11 triliun, atau sekitar 22,71% dari plafon kredit yang tersedia. Rasio ini menunjukkan bahwa banyak pelaku usaha masih menunda pengajuan kredit, meskipun ada kemungkinan untuk menggunakan dana internal sebagai alternatif pembiayaan.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kredit
Beberapa faktor yang memengaruhi perlambatan pertumbuhan kredit antara lain sikap menunggu dari pelaku usaha, suku bunga kredit yang masih tinggi, dan lebih besar penggunaan dana internal oleh perusahaan. Pelaku usaha cenderung bersikap wait and see, karena ketidakpastian ekonomi dan harapan adanya perbaikan kondisi pasar.
Selain itu, suku bunga kredit yang tinggi membuat biaya pinjaman menjadi lebih mahal, sehingga banyak pelaku usaha memilih untuk tidak mengambil kredit. Penggunaan dana internal juga semakin meningkat, terutama bagi perusahaan yang memiliki sumber daya finansial cukup untuk membiayai operasional tanpa harus mengandalkan kredit.
Strategi Bank Danamon untuk Menghadapi Tantangan
Untuk menghadapi tantangan ini, Bank Danamon terus melakukan inovasi dan memperkuat layanan yang ditawarkan kepada nasabah. Peningkatan kualitas layanan, pengembangan produk kredit yang lebih fleksibel, dan pemanfaatan teknologi digital menjadi bagian dari strategi yang digunakan untuk menarik minat pelaku usaha.
Pihak bank juga fokus pada pengelolaan risiko agar pertumbuhan kredit tetap stabil dan tidak membawa dampak negatif terhadap kesehatan keuangan. Dengan pendekatan yang lebih proaktif dan responsif, Danamon berharap dapat tetap menjadi salah satu bank yang mampu bertahan dan berkembang di tengah kondisi industri yang tidak sepenuhnya mendukung.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!