Menteri Keuangan Purbaya Optimis Ekonomi Tumbuh 5,5 Persen, Pengeluaran Masyarakat Melonjak

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Menteri Keuangan Purbaya Optimis Ekonomi Tumbuh 5,5 Persen, Pengeluaran Masyarakat Melonjak

Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Dinanti-Nantikan

Pertumbuhan ekonomi nasional di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, menjadi fokus utama masyarakat dan pelaku bisnis. Ia menyampaikan keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun 2025 dapat mencapai angka 5,5 persen. Angka ini menjadi indikator penting dalam menilai kesehatan ekonomi suatu negara.

Pertumbuhan ekonomi terjadi ketika Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat dari waktu ke waktu. PDB mencerminkan total nilai produksi barang dan jasa dalam negeri. Jika PDB naik, berarti aktivitas ekonomi meningkat—lebih banyak barang diproduksi, lebih banyak jasa diberikan, dan biasanya lebih banyak orang bekerja.

Keyakinan Purbaya didasarkan pada tren peningkatan belanja masyarakat yang diperkirakan akan mendorong pertumbuhan di berbagai sektor strategis. Ia menilai bahwa peningkatan konsumsi masyarakat akan berdampak langsung pada sektor properti dan industri semen. Ia menyebut bahwa pertumbuhan akan terjadi secara menyeluruh, dengan properti sebagai salah satu sektor yang akan mengalami lonjakan signifikan.

“Belanja masyarakat akan naik kencang. Dan nanti properti akan tumbuh bagus. Artinya semen akan naik kencang,” ujar Purbaya di Istana Negara, Jakarta, Selasa (30/9/2025). Ia juga memperkirakan bahwa perbankan akan mulai mengarahkan pembiayaan ke sektor properti, seiring dengan meningkatnya kebutuhan kredit dan jaminan yang lebih jelas.

“Saya pikir nanti pelan-pelan akan masuk ke sektor properti, di mana ketika orang pinjam kan jaminannya clear,” tambahnya.

Selain properti dan semen, sektor makanan dan minuman juga diprediksi akan mengalami pertumbuhan signifikan. Menurut Purbaya, aktivitas ekonomi yang semakin menggeliat akan mendorong permintaan di sektor ini.

“Makanan minuman akan naik kencang. Karena aktivitas ekonomi jalan. Jadi harusnya sih across the board yang mengalami pertumbuhan lebih cepat,” jelasnya.

Peran Pemerintah dalam Mendorong Investasi

Purbaya menegaskan bahwa pemerintah tidak menentukan sektor mana yang harus tumbuh, melainkan menciptakan kondisi yang memungkinkan pelaku usaha untuk berinvestasi secara optimal. Ia menyerahkan keputusan sektor kepada pelaku ekonomi yang dinilai lebih memahami kebutuhan pasar.

“Yang saya lakukan adalah menciptakan keadaan di mana mereka mengoptimalkan apa-apa yang mereka butuhkan maupun bisnis apa yang mereka ingin kerjakan,” pungkasnya.

Data Pertumbuhan Ekonomi Menurut BPS

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini terjadi di seluruh lapangan usaha, dengan sektor jasa lainnya mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 11,31 persen.

Berikut sektor-sektor dengan pertumbuhan signifikan:

  • Jasa perusahaan: 9,31 persen
  • Transportasi dan pergudangan: 8,52 persen
  • Akomodasi dan makan minum: 8,04 persen

Bagaimana Komponen Pengeluaran Berkontribusi?

Di sisi pengeluaran, hampir semua komponen menunjukkan pertumbuhan. Komponen ekspor barang dan jasa mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 10,67 persen, diikuti oleh:

  • Pengeluaran lembaga nonprofit: 7,82 persen
  • Pembentukan modal tetap bruto: 6,99 persen
  • Konsumsi rumah tangga: 4,97 persen
  • Impor barang dan jasa: 11,65 persen (sebagai faktor pengurang dalam PDB)