Pemerintah Akan Bagikan Bantuan Beras Fortifikasi Akhir 2025, Apa Itu?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pemerintah Siapkan Bantuan Pangan Beras Fortifikasi Selama Tiga Bulan

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan berupa beras fortifikasi selama tiga bulan terakhir tahun 2025. Program ini ditujukan kepada masyarakat tertentu di daerah yang rentan menghadapi masalah pangan. Hal ini berbeda dari bantuan pangan berupa beras yang diberikan melalui Perum Bulog kepada sebanyak 18,27 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

Arief menjelaskan bahwa program beras fortifikasi ini akan disiapkan hingga akhir tahun, dengan target penerima yang lebih spesifik. Tujuan utamanya adalah untuk mendukung upaya penurunan stunting sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Selain itu, bantuan pangan tersebut juga menjadi bagian dari strategi pembangunan ketahanan pangan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Program ini juga merupakan inisiatif penting dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045 yang diarahkan oleh Presiden Joko Widodo.

Kandungan dan Manfaat Beras Fortifikasi

Beras fortifikasi adalah jenis beras yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral seperti B1, B3, B9, B12, serta zinc. Tujuannya adalah untuk meningkatkan akses dan konsumsi pangan bergizi bagi keluarga sasaran, khususnya di wilayah yang rawan pangan.

Menurut Arief, beras fortifikasi memiliki perbedaan signifikan baik dari segi kandungan maupun anggaran penyaluran. Sementara beras biasa dijual dengan harga sekitar Rp14.000 per kilogram, beras fortifikasi diberikan dengan harga yang sedikit lebih tinggi, yaitu sekitar Rp17.000 per kilogram. Anggaran penyaluran beras fortifikasi berasal langsung dari Bapanas.

Peluncuran Program Bantuan Pangan Terfortifikasi

Bapanas melakukan peluncuran bantuan pangan terfortifikasi dan biofortifikasi pada tahun 2025 di Kantor Kecamatan Pamijahan, Bogor, pada tanggal 30 September. Acara ini menjadi langkah awal dalam implementasi program yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.

Untuk memastikan mutu dan kualitas beras yang diberikan, telah ditetapkan standar beras fortifikasi melalui SNI 9314:2024 dan SNI 9372:2025. Standar ini menjadi acuan mutu dan keamanan beras fortifikasi di Indonesia. Proses penyusunan standar ini dilakukan oleh Badan Pangan Nasional bekerja sama dengan berbagai pihak terkait.

Langkah Strategis dalam Ketahanan Pangan

Program beras fortifikasi ini tidak hanya menjadi upaya untuk meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam membangun ketahanan pangan nasional. Dengan memberikan bantuan pangan yang lebih bernutrisi, pemerintah berharap dapat mengurangi risiko stunting dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Selain itu, program ini juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan yang seimbang dan berkualitas. Dengan adanya bantuan pangan terfortifikasi, masyarakat di daerah rentan pangan dapat memperoleh akses yang lebih baik terhadap pangan bergizi, sehingga mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi.

Tantangan dan Keberlanjutan

Meskipun program ini menunjukkan kemajuan, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Misalnya, pengawasan terhadap distribusi dan kualitas beras harus terus dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat juga penting agar mereka memahami manfaat dan cara penggunaan beras fortifikasi secara optimal.

Dengan kerja sama antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat, diharapkan program beras fortifikasi dapat berjalan efektif dan berkelanjutan. Ini akan menjadi langkah penting dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara yang mandiri dan sejahtera dalam hal pangan.