
Fenomena Window Dressing Diperkirakan Muncul di Pasar Modal Indonesia
Pada akhir tahun ini, fenomena window dressing diperkirakan akan muncul kembali di pasar modal Indonesia. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi likuiditas dan sentimen pasar. Salah satu katalis utama yang menjadi perhatian adalah adanya likuiditas tambahan dari Danantara.
Tim Riset Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) menjelaskan bahwa meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami kenaikan signifikan sepanjang tahun 2025, peluang terjadinya window dressing masih sangat besar. Biasanya, manajer investasi dan institusi keuangan melakukan penyesuaian portofolio di akhir tahun untuk menampilkan kinerja yang lebih baik.
"Adanya tambahan sentimen likuiditas dari Patriot Bond dan Danantara membuat ruang untuk window dressing semakin terbuka," ujar Tim Riset KISI pada Rabu (1/10/2025). Menurut mereka, likuiditas tambahan dari Danantara dapat memperkuat permintaan pasar di akhir tahun.
Selain Danantara, ada beberapa katalis positif lainnya yang bisa memicu terjadinya window dressing. Misalnya, pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan The Fed yang dapat mendorong aliran dana asing masuk ke pasar modal Indonesia. Selain itu, realisasi belanja fiskal APBN pada semester II/2025, terutama proyek infrastruktur dan konsumsi, juga menjadi faktor pendukung.
Musim laporan keuangan kuartal III/2025 yang biasanya positif bagi emiten big caps juga menjadi salah satu katalis. Selain itu, aktivitas IPO yang ramai menjelang akhir tahun juga dianggap sebagai daya tarik tambahan bagi pasar.
Rekomendasi Saham Saat Momentum Window Dressing
Menurut Tim Riset KISI, terdapat beberapa saham yang layak diperhatikan saat momentum window dressing. Di sektor perbankan, saham bank big caps seperti BBRI, BMRI, dan BBCA menjadi pilihan utama.
Di sektor consumer staples, saham ICBP, MYOR, dan UNVR juga menjadi perhatian investor. Sementara itu, sektor telekomunikasi dan infrastruktur digital dengan saham TLKM dan TOWR juga menjadi rekomendasi.
Selain itu, sektor properti dan konstruksi juga mendapat perhatian dengan rekomendasi saham CTRA, BSDE, dan PTPP. Investor juga bisa mencermati saham konglomerasi atau energi seperti BREN, DSSA, dan BRPT.
Pentingnya Memahami Risiko Investasi
Tim Riset KISI menekankan bahwa berita ini tidak bertujuan untuk mengajak pembaca membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuuhnya berada di tangan pembaca. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk selalu mempertimbangkan risiko dan potensi keuntungan sebelum melakukan investasi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!